Th A /Mg Biasa 27 Mat 21: 33-43
Perikop Injil hari ini adalah lanjutan dari perikop Injil hari Minggu yang lalu, dimana Penginjil Matius memberitahu bahwa Yesus berada di Bait Allah untuk mengajar lalu Ia didatangi oleh imam-imam kepala serta tua-tua bangsa Yahudi yang bertanya kepada Yesus, “Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu?”
Lalu Yesus telah menjawab dengan Perumpamaan di mana ada seorang bapak yang punya dua anak. Bapak minta kepada anak yang satu agar pergi bekerja di kebunnya.
Anak yang satu menjawab, “Ya,Bapak”.
Tapi tidak jadi pergi.
Sedangkan anak kedua menjawab,”Tidak.” Tapi kemudian ia pergi juga.
Dan dalam perikop Injil hari ini kita mendengar Yesus yang menjawab kepada imam-imam kepala serta tua-tua bangsa Yahudi.
===
Kita sudah tahu bahwa imam kepala atau imam besar – adalah orang yang terpilih – yang diyakini sebagai wakil Allah di dunia. – Pada zaman Yesus Imam kepala atau imam besar adalah Kayafas. – Selain Imam kepala atau imam besar – institusi agama Yahudi terdiri juga dari orang yang disebut; “Tua-Tua”. “Tua-tua” itu bukanlah orang yang lanjut usia, melainkan anggota-anggota Mahkamah agama.
Yesus menyapa mereka dengan berkata, “Dengarkanlah ”= “Dengarkanlah” ini menerjemahkan kata bhs yunani yang dipakai oleh penginjil – ακουσατε... akusate…yang tidak merupakan suatu ajakan agar mereka memperhatikan apa yang diucapkan Yesus. –
“akusate” adalah suatu perintah yang tegas!
Yesus tidak merasa minder, tidak gentar terhadap anggota-anggota institusi agama ‘Badan tertinggi’ di Israel, terhadap imam besar yang mereka yakini sebagai wakil Allah di dunia ini. Yesus ‘perintahkan mereka dengan tegas – agar mereka memperhatikan apa yang hendak dikatakanNya. – Yesus menghardik mereka dengan mengangkat “Kidung kebun anggur” nabi Yesaya – tetapi pesannya dikembangkan sesuai dengan suituasi baru yang dihadapi oleh Yesus – yang berbeda dari situasi nabi Yesaya pada waktu itu. – Yesus bersabda,
Adalah seorang tuan tanah membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga di dalam kebun itu. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain
Mat 21:33
– Perlu diketahui bahwa pada waktu itu adalah normal-normal saja bahwa seorang tuan tanah – orang kaya – tidak mau hidup di kampung; ia suka hidup di kota-kota besar kekaisaran Romawi seperti Roma, Aleksandria, Antiokia, Efesus. – Lalu ketika hampir tiba musim petik, tuan tanah itu menyuruh hamba-hambanya kepada penggarap-penggarap untuk menerima hasil yang menjadi bagiannya
Siapakah – hamba-hambanya yang disuruh itu? – Mereka adalah nabi-nabi yang diutus Allah kepada bangsa Israel. –
Hamba-hambanya disuruh pergi kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima hasil yang menjadi bagiannya. – Siapakah – penggarap-penggarap itu? – Penggarap-penggarap itu adalah anggota-anggota institusi agama Yahudi.
Dan Yesus berkisah bahwa “….penggarap-penggarap itu menangkap hamba-hambanya itu: mereka memukul yang seorang, membunuh yang lain dan melempari yang lain pula dengan batu.
”[Dari Kitab suci kita ketahui bahwa seorang nabi yang bernama Uria telah dibunuh dengan pedang (Yer 26:23). Nabi Zakharias anak Berekhya, telah dibunuh dalam Bait Allah di antara tempat kudus dan mezbah. (Mat 23:35) dan nabi Yeremias didera, dimasukkan dalam sumur (Yer 38:6) ]
Yesus berkisah bahwa tuan tanah itu tidak mengalah terhadap sikap institusi agama itu!
Tuan itu menyuruh hamba-hamba lain, dalam jumlah lebih banyak dari pada yang semula; akan tetapi merekapun diperlakukan sama seperti kawan-kawan mereka.
Lalu – akhirnya – tuan tanah itu – suruh anaknya sendiri kepada mereka, katanya: Anakku akan mereka segani.”
Inilah strategi yang terakhir yang telah diterapkan oleh Allah untuk menyatakan betapa besar kasihNya dan perhatianNya – bagi kebun anggurNya itu – yaitu – bagi Bangsa-Nya – bangsa Israel. – Dan anakNya itu bukan hanya utusan BapaNya – melainkan Ia menghadirkan BapaNya – Ia sekuasa dan sewibawa BapaNya.
38 Tetapi ketika penggarap-penggarap itu melihat anaknya, mereka berkata seorang kepada yang lain: “Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik kita.”
…. supaya warisannya menjadi milik kita. … apakah isi warisan itu?
Warisan yang mereka kejar adalah harta kekayaan dan uang – sebab umat dikenakan tarif bagi setiap prestasi dalam bentuk uang atau persembahan. Dalam Bait Allah tak ada prestasi gratis. (Imamat bab 5 dan 6)
Dari sejarah diketahui bahwa Perbendaharaan di Bait Allah merupakan Bank yang terbesar di Timur tengah pada waktu itu dan pemiliknya adalah keluarga Imam Besar –yang pada waktu itu – adalah Kayafas.
Itulah allah yang disembah oleh anggota institusi agama…
Lalu, apakah yang terjadi?
Yesus mengecam institusi agama Yahudi itu dengan mempergunakan kata nabi Yesaya,
“Sangkamu Aku suka akan semua kurban yang terus-menerus kaupersembahkan kepadaKu? – Aku bosan dengan domba-domba kurban bakaranmu dan lemak anak sapimu. Darah sapi jantan, domba dan kambing tidak Kusukai. Siapa menyuruh kamu membawa segala persembahan itu pada waktu kamu datang beribadat kepada-Ku? Percuma saja kamu membawa persembahanmu itu. Aku muak dengan baunya.”
–
“Apabila kamu mengangkat tanganmu untuk berdoa, Aku tak mau memperhatikan, tak perduli berapa banyak doamu, Aku tak mau mendengarkannya, sebab dengan tanganmu itu kamu telah banyak membunuh dan merampas.”
“Tegakkanlah keadilan dan berantaslah korupsi dan penindasan; berilah kepada yatim piatu hak mereka dan belalah perkara para janda.” (Yes 1, 11-17).
Karena para nabi diperlakukan demikian, maka tuan pemilik kebun akhirnya menyuruh anaknya sendiri kepada mereka, katanya: “Anakku akan rnereka segani.”
Akan tetapi, ketika penggarap-penggarap itu melihat anaknya, mereka berkata seorang kepada yang lain: ia adalah ahli waris, “Mari kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik kita.” – Mereka menangkapnya dan melemparkannya ke luar kebun anggur itu, lalu membunuhnya.
Anak Tuan kebun anggur itu adalah Yesus sendiri yang akan dibunuh-disalibkan atas rekayasa imam besar Kayafas.
Yesus akan disalibkan di luar kota Yerusalem: ke situ dilemparkannya
Dan Penginjil mencatat,
“Ketika imam-imam kepala dan orang-orang Farisi mendengar perumpamaan Yesus,
mereka mengerti, bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya, lalu mereka berusaha untuk menangkap Dia, tetapi mereka takut kepada orang banyak, karena orang banyak itu menganggap Yesus nabi – utusan Allah.” (Mat 21,45) –
Lalu imam- imam kepala dan orang-orang Farisi memanggil Mahkamah Agama untuk berkumpul dan mereka berkata: “Apakah yang harus kita buat? Sebab “orang itu” …
[ Perhatian! anggota Institusi Agama Yahudi begitu membenci Yesus sehingga – dalam seluruh Injil – tak pernah mereka menyebut nama : “Yesus”. – Mereka selalu berkata: orang ini – orang itu – dia ini – dia itu!]
….”Apakah yang harus kita buat? Sebab “orang itu” membuat banyak tanda sehingga
semua orang mengikuti dia.”
Dengan kata lain –
Kayafas berkata – “Kita akan bangkrut, sebab orang tak akan datang lagi ke bait Allah, maka ekonomi kita dan pristise kita habis!
“Maka lebih baik dialah yang mati daripada kita”. (Yoh 11.47-50)
Dan atas rekayasa Kayafas imam besar itu, “Yesus dibawa ke luar untuk disalibkan.
(Mrk15-20) –
Jadi – Yesus mati di salib bukan karena itu adalah kehendak Allah, Bapanya! BapaNya bukan seorang bapa yang bengis!. Pun pula bukan dosa kitalah yang telah membunuh
Yesus …. itu penafsiran tcologis …. Yesus mati di salib atas rekayasa imam bcsar Kayafas.
Ini sejarah! Lain sejarah lain penafsiran teologisnya.
Dan Yesus mengakhiri perumpamaannya dengan berkata kepada mereka,
“Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita. Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu..”
Itu merupakan peringatan juga bagi komunitas murid-murid Yesus sepanjang zaman.
Dan pada zaman ini – kitalah komunitas murid-murid Yesus!
Maksudnya:
Jangan sampai cara hidup murid-murid Yesus menjadi batu sandungan bagi orang yang ingin mengenal dan mengikuti Yesus!
INTI POKOK
Dengan pelbagai cara Allah menyatakan cinta-Nya kepada manusia. – Bahasa cinta Allah adalah juga bahasa simbol-simbol seperti simbol kebun anggur: Kebun anggur Tuhan semesta alam – adalah kaum Israel, dan orang Yehuda adalah tanam-tanaman kegemaranNya. (Yes 5:7)
Nabi Yesaya mengisahkan kidung cinta Allah bagi Israel kekasih-Nya,
“Aku hendak menyanyikan nyanyian tentang kekasihku, tentang kebun anggurku.” (Yes 5:1)
Lewat utusan-utusan-Nya Allah menyatakan cinta-Nya kepada umat-Nya, akan tetapi secara sistematis umat-Nya menolak, menganiaya dan membunuh mereka. Akhirnya Allah mengutus anak-Nya kepada mereka. Dia pun mereka seret ke luar kota dan disalibkannya.
Wahai umat-Ku, apakah salah-Ku padamu?
Aku telah menanam engkau sebagai kebun anggur yang terindah.
Aku telah meninggikan engkau menjadi bangsa yang kuat,
tetapi engkau meninggikan Aku pada salib.
Wahai umat-Ku, apakah salah-Ku padamu? –
Jawablah Aku!
(Liturgi Pekan Suci)

Share this:
- Click to share on Facebook (Opens in new window)
- Click to share on X (Opens in new window)
- Click to share on LinkedIn (Opens in new window)
- Click to share on Pinterest (Opens in new window)
- Click to share on Telegram (Opens in new window)
- Click to share on Threads (Opens in new window)
- Click to share on WhatsApp (Opens in new window)