Search

HARI RABU ABU (Edisi Untuk Anak)

Loading

– Edisi utk Anak dan Remaja -Mat 6,1-6.16-18 Masa Prapaskah

Pada Hari ini – Hari Rabu – bersama Gereja – kita awali Masa Liturgi yang disebut: Masa Prapaskah

Gereja mengawali Masa Prapaska dengan meragakan sebuah Ritus di kepala manusia dan diakhirinya dengan meragakan sebuah Ritus di kaki manusia. Masa Prapaska merupakan perjalanan dari kepala sampai ke kaki. Perjalanan itu sulit dan panjang sebab perjalanan itu bukan dari kepala kita sampai ke kaki kita.

Perjalanan itu mulai dari kepala kita
yang ditaburi Abu – pada Hari Rabu Abu –
akan tetapi akan berakhir di kaki sesama.

-pada Hari Kamis Suci –

dengan membasuh kaki sesama: Antara kedua Ritus ini terbentanglah Masa Prapaskah

Gereja awali masa prapaska dengan menaburkan abu di kepala kita.

Apakah makna abu itu yang ditaburkan di kepala sebagai awal Masa Prapaska?

 

Adik-adik,

Pusat Gereja Katolik ada di Roma, di dunia Barat.

Di barat ada 4 musim.

Ada musim panas: juni juli agustus;

Setelah musim panas mulailah musim gugur september, oktober, november, cuaca mulai dingin – maka daun-daunan pohon rontok;

Desember, januari,  februari, adalah  musim dingin, di mana  sering turun salju yang meliputi seluruh alam. Selama musim dingin alam beristirahat, sebab tanah membeku. Kaum tani tak dapat mengelola ladang-ladang.

Pada zaman dulu untuk masak dan untuk memanaskan rumah orang bakar kayu. Abunya tidak dibuang, dikumpulkan untuk dipakai sebagai pupuk.

Dengan bln maret mulailah musim bunga, musim semi. Hari mulai sedikit lebih panas, salju mulai cair, seluruh alam sepertinya bangun dari tidur.

Nah, inilah musim di mana abu yang telah dikumpulkan selama musim dingin, sekarang ditaburkan oleh kaum tani di ladang-ladang sebagai pupuk,  yang menyuburkan dan memberikan vitalitas baru kepada tumbuh-tumbuhan.

Di sisi lain,

masa prapaskah dan masa paskah selalu jatuh pada musim bunga.

Mengamati pekerjaan orang tani,  Gereja mengerti bahwa abu itu yang ditaburkan untuk menyuburkan dan untuk membawa vitalitas baru bagi tumbuh-tumbuhan dapat dijadikan lambang pertobatan yang diwartakan Yesus dengan seruan-Nya,

Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!”

Pertobatan bagaikan abu itu yang menyuburkan dan yang membawa vitalitas baru ke dalam ‘tanah’ hati manusia.

 

Apakah artinya bertobat?

Bertobat berarti berbalik dari jalan yang salah ke jalan yang benar.  Dengan kata lain – bertobat – berarti : menjadikan Yesus dan ajarannya pedoman hidup kita: kita mau berpikir, berbicara dan mencintai seperti Yesus berpikir, berbicara dan mencintai.

 

Selama masa prapaska kita diminta berpuasa, diminta bermatiraga.

Mengenai hal ini perlu kita ingat apa yang dinyatakan Yesus,

Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan (Mt 12:7)

 

Waktu kecil saya diajari oleh guru katekis agar di waktu puasa kita harus berkurban. Misalnya:

Tidak makan eskrim utk menyatakan kasih kepada Yesus. Pada hal tidak seperti sekarang – waktu saya kecil – jarang sekali kami bisa dapat makan es krim.

Dan saya tidak mengerti mengapa Yesus minta supaya saya tidak makan es krim; namun saya tetap bermatiraga untuk menyatakan kasih kepada Yesus.

Ketika saya sudah besar, saya sempat mendengar dari seorang ahli Kitab Suci bahwa dengan pernyataan, “Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan kurban (Mt 12:7) – Yesus ternyata tidak mau makan es krim saya. Yesus tidak membutuhkan es krim saya.

Yesus tidak mau saya berkorban bagi Dia. Tetapi Yesus justru senang kalau saya tidak makan es krim itu agar diberikan kepada teman saya yang kurang mampu  sehingga membuat dia bahagia.

Yesus mau belaskasihan bukan kurban.

 

Maka makna pantang dan puasa selama 40 hari adalah, bahwa kita dengan penuh kesadaran mengambil keputusan berbagi apa yang kita miliki, sepadan dengan kemampuan kita,  untuk mengurangi penderitaan sesama.

Kita menurunkan sedikit taraf hidup kita untuk membantu sesama menikmati taraf hidup yang lebih layak.

Kita tidak menjadi miskin, (sebab Yesus tidak minta supaya kita menelanjangi diri, melainkan supaya kita berikan pakaian kepada orang yang telanjang – dan mungkin di lemari kita ada baju yang tak pernah kita pakai).

 

Pelayanan kasih itu akan menemukan makna yang penuh – pada Hari Kamis suci, dalam Perjamuan Ekaristi  di mana bersama Yesus dan seperti Yesus kita belajar membasuh kaki sesama, terdorong oleh kasih.

 

Jadi

Gereja mengawali Masa Prapaska dengan meragakan sebuah Ritus dengan menaburkan abu di kepala kita dan diakhirinya dengan meragakan sebuah Ritus di kaki manusia.

Yesus telah membungkuk di depan murid-murid-Nya untuk membasuh kaki mereka – Pembasuhan itu di Israel dilakukan oleh bawahan kepada atasan, anak kepada orang tua… Di sini Yesus menghebohkan! Ia adalah – Tuhan dan Guru dan Ia membasuh kaki rasul Petrus sampai Yudas Iskaryot. Setelah selesai membasuh kaki mereka Yesus bersabda,

Jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu.” (Yoh 13:14)

 

*****

Masa Prapaska merupakan perjalanan dari kepala sampai ke kaki. – Perjalanan itu sulit dan panjang sebab perjalanan itu bukan dari kepala kita sampai ke kaki kita. Perjalanan itu mulai dari kepala kita yang ditaburi Abu – pada Hari Rabu Abu –

akan tetapi akan berakhir di kaki sesama – pada Hari Kamis Suci – dengan membasuh kaki sesama: cinta kasih yang mewujud menjadi pelayanan.

 

Antara kedua Ritus ini terbentanglah Masa Prapaskah.

 

Inilah makna Masa Prapaskah! yang kita awali hari ini.

 

******

 

 

 

 

.

Kasih Kristus Mendorong Kita
5/5
Tinggalkan Komentar
Blank Form (#4)

Abu (foto Internet)

Terbaru

LIVE STREAMING
DUKUNGAN UNTUK PENGELOLAAN SITUS PAROKI
SCAN ME

2025 March

  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event