Search

Hidup dalam Sakramen Imamat

Loading

Sakramen Imamat, apa itu?

Sakramen Imamat sering disebut dengan Sakramen Tahbisan = Sakramen Wisuda. Dengan Tahbisan, seseorang menjadi Pemimpin dalam Gereja. Dulu pernah salah dipahami bahwa Sakramen Imamat/Tahbisan ini hanya untuk Pemimpin Ekaristi – memberi absolusi dalam Sakramen Tobat saja. Dengan Sakramen Imamat seseorang diangkat / diwisuda untuk menggembalakan Gereja dengan Sabda & Roh Allah

Siapa saja yang bisa menerima Sakramen Imamat?

Semua orang pria/laki-laki yang tidak terikat pernikahan, yang beragama / iman Katolik

  • Dewasa dalam kepribadian – iman
  • Telah mendapatkan pendidikan cukup di Seminari Tinggi

Mengapa para Suster tidak disebut menerima Sakramen Imamat?

Mereka tidak ditahbiskan & bukan laki-laki

Apa itu Ordo?

Dalam arti luas: Ordo berarti lembaga religius, sehingga mencakup baik Ordo dengan kaul agung maupun konggregasi & serikat hidup kerasulan dengan kaul sederhana.

Dalam arti sempit: Ordo berarti lembaga religius / persekutuan yang anggotanya pria atau wanita. Imam atau awam mengikrarkan ketiga nasihat Injil sebagai kaul kekal yang publik serta meriah (atau agung) & hidup dalam persaudaraan. Tujuannya membuktikan diri kepada TuhanPara Imam/Biarawan/Biarawati mengucapkan 3 kaul:

  1. Kaul Ketaatan
  2. Kaul Kemiskinan
  3. Kaul Kemurnian

Bagaimana seseorang dapat masuk ke salah satu Ordo? Atas pilihan sendiri atau ditentukan dari Gereja/Paroki dimana dia berasal?

Atas pilihan sendiri.

Berapa lama seseorang menjalani sekolah Seminari sampai akhirnya bisa disebut Frater? (mulai dari proses pendaftaran sampai masuk Seminari / tahapan menjadi seorang Frater)

Istilah ”Frater” = kakak/saudara tua = calon Imam / Pastor

Lama belajar antara 7-8 thn:

  • Tahap Postulat: 1 thn
  • Tahap Novis: 1 thn
  • Tahap Filosofan (studi Filsafat): 3 thn
  • Tahap Toper (praktek pastoral di Paroki): 1-2 thn
  • Tahap Teologan (studi Teologi): 2 thn
  • Tahap Diakonat: +/- 6 bulan di Paroki lagi(Diakon sudah termasuk Klerus, artinya bukan awam, karena sudah ditahbiskan sebagai Diakon)

Bagaimana caranya menjadi seorang Imam yang puncaknya adalah perolehan Sakramen Imamat?

Mulai tahap Novislat s/d Skolastikat disebut Frater.Mulai tingkat 5 diperbolehkan mengucapkan kaul kekal. Sebelumnya hanya kaul sementara (1 thn, 2 thn – 3 thn). Setelah kaul kekal lalu mendapatkan tahbisan Diakon, lalu Pastoral di Paroki 6 bulan disusul Tahbisan.

Sewaktu menjadi Frater dulu, apakah sudah punya Ordo?

Punya

Tentang liburan nih, apakah Romo/Frater mempunyai waktu berlibur?

Menurut ketentuan Keuskupan masing-masing,  ada yang

  • 3 thn mendapatkan libur/cuti 1 bulan
  • 2 thn mendapatkan libur/cuti 2 bulan
  • 1 thn mendapatkan libur/cuti 1 bulan
  • Libur Semester sesuai kalendar akademik masing-masing seminari.

 Sebetulnya apa saja yang dilakukan oleh Imam sehari-harinya?

  • Memimpin/menggembalakan Jemaat di Paroki
  • Melayani Sakramen (7 Sakramen)
  • Doa Pribadi
  • Ada yang jadi dosen/ketua yayasan
  • Bidang social

 Lalu, seberapa pentingnya-kah DOA dalam kehidupan sehari-hari seorang Imam?

Doa menjadi tiang penyangga utama seorang Imam, khususnya dalam Perayaan Ekaristi, tapi juga doa-doa harian pribadi – renungan Kitab Suci. Juga bagi kaum awam sangat penting.

Apa bedanya kehidupan sebagai seorang Frater dengan seorang Imam? Apa yang Frater lakukan sehari-harinya?

Tugas Frater yang pokok: study, ada tugas tambahan: mengajar agama di sekolah, memberi Retreat – Rekoleksi kaum muda, latihan-latihan pastoral à semuanya dalam bimbingan Pastor Rektor Seminari / staff.

Frater juga melakukan rekreasi dan kerja tangan.

Apakah pemenuhan/perolehan Sakramen Imamat merupakan puncak kerinduan seorang Calon Imam?

Tentu begitu. Tapi menjadi imam adalah panggilan Tuhan (banyak yang dipanggil, sedikit yang dipilih). Orang harus selalu membukan hati bagi panggilan Tuhan, bersedia meninggalkan kepentingan-kepentingan pribadi untuk bisa mengabdi / melayani Tuhan / Gereja / umatNya.

Apakah ada data Statistik mengenai jumlah Seminaris yang ada saat ini dibandingkan dgn jumlah yang benar-benar menjadi Imam?

Sulit didapat, bisa setiap saat berubah, misalnya ada yang keluar / mundur, dsb. Yang agak mudah adalah data para Imam.

Lalu bagaimana perbandingan jumlah Imam yang ada di Indonesia dengan jumlah Umat Katolik yang ada?

Sebagai gambaran di Paroki St Paulus ini hanya ada 3 orang Imam melayani +/- 12.000 orang umat ……

Apakah ada usaha-usaha khusus dari Gereja Katolik untuk meningkatkan jumlah Seminaris atau jumlah Imam?

Dengan aksi panggilan di sekolah-sekolah / promosi di Gereja-gereja, Retreat panggilan, memperkenalkan Seminari-seminari yang ada di Keuskupan dan Paroki (SX)

Apa ada pesan khusus bagi kaum muda (dalam hubungannya dengan kurangnya jumlah Imam di Indonesia)?

Kalau ada yang tanya: ”Hari gini mau jadi Imam??”J awabannya: ”Jadi Imam? Siapa takut!!”

Melayani Tuhan itu Indah, baik dengan seluruh hidup (sebagai Imam/Diakon/Bruder/Suster) maupun sebagai Awam (mungkin harus berbagi waktu dengan keluarga / pekerjaan sendiri, dsb)

Pada saat memperoleh Sakramen Imamat itu, para Imam baru mendapatkan cincin, yang katanya berfungsi seperti cincin kawin. Apa benar demikian, lalu apa artinya?

Tidak Benar! Tidak ada upacara ”pasang cincin” seperti pada perkawinan pada upacara Pentahbisan Imam. Para Uskup memakai cincin sebagai tanda bahwa dia Uskup. Uskup juga Tahbisan, justu ini tahbisan tertinggi (tingkat 1). Imam/Pastor adalah tahbisan dibawahnya (tingkat II).LG 21: Sebab dengan tahbisan Uskup diterimakan kepenuhan Sakramen Imamat yang biasanya disebut Imamat Tertinggi atau keseluruhan pelayanan suci. Adapun para imam biasa kendatipun tidak menerima puncak imamat dan dalam melaksanakan kuasa mereka tergantung dari para Uskup, namun mereka sama-sama imam seperti para Uskup & berdasarkan Sakramen Tahbisan merekapun dikhususkan untuk mewartakan Injil serta menggembalakan umat beriman & untuk merayakan Ibadah Ilahi sebagai Imam sejati perjanjian baru Akkhirnya masih ada para Diakon yang juga ditumpangi tangan tapi bukan untuk Imamat melainkan untuk pelayanan.

Jadi, ada 3 macam Sakramen Tahbisan:

  • Tahbisan Uskup
  • Tahbisan Imam
  • Tahbisan Diakon

Informasi lain bisa didapatkan di sini 🙂

imamat

Sumber: Gema Warta Balikpapan (edited).

Kasih Kristus Mendorong Kita
5/5
Tinggalkan Komentar
Blank Form (#4)

Terbaru

LIVE STREAMING
DUKUNGAN UNTUK PENGELOLAAN SITUS PAROKI
SCAN ME

2025 March

  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event