Search

Menurut Yesus: Apakah Iman itu? Siapakah orang beriman? – Bagian II

Loading

Yesus menjawab pertanyaan kita ‘apakah iman itu’ Dalam injil Markus  5: 24-34

24 Lalu pergilah Yesus dengan orang itu. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia dan berdesak-desakan di dekat-Nya.

 25 Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan.

 26 Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk.

 27 Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya.

 28 Sebab katanya: “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.”

 29 Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya.

 30 Pada ketika itu juga Yesus mengetahui, bahwa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya, lalu Ia berpaling di tengah orang banyak dan bertanya: “Siapa yang menjamah jubah-Ku?”

 31 Murid-murid-Nya menjawab: “Engkau melihat bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan dekat-Mu, dan Engkau bertanya: Siapa yang menjamah Aku?”

 32 Lalu Ia memandang sekeliling-Nya untuk melihat siapa yang telah melakukan hal itu.

 33 Perempuan itu, yang menjadi takut dan gemetar ketika mengetahui apa yang telah terjadi atas dirinya, tampil dan tersungkur di depan Yesus dan dengan tulus memberitahukan segala sesuatu kepada-Nya.

 34 Maka kata-Nya kepada perempuan itu: “Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!”

 ===

Seorang perempuan sudah dua belas tahun lamanya yang menderita pendarahan. Menstruasinya tidak teratur.

Dalam budaya Israel, Darah adalah hidup; pendarahan berarti mengurangi hidup. Perempuan yang seperti itu dinyatakan ‘najis’.

Di belakang kata najis ada pengertian bahwa penyakit itu adalah hukuman Allah karena dosa-dosanya. Maka orang yang najis pertama-tama tidak boleh berhubungan dengan Tuhan, sebab ia tidak pantas, maka ia tidak boleh masuk tempat ibadat ….dikucilkan oleh masyarakat, ditetentukan jaraknya tertentu, apa saja yang ia sentuh atau pakai menjadi najis; juga tempat dan apa saja yang tersentuh olehnya menjadi najis (Im 15:25 ; 20:18).

Ia tidak akan dikawini, dan jika sudah bersuami ia tidak boleh disentuh, maka ia tak akan mendapat keturunan, bahkan suami dapat mencerai-kan dia. Agama menyatakan bahwa dia berada dalam kedosaan, maka ia dilarang berhubungan dengan Tuhan. Ia boleh berhubungan dengan Tuhan hanya setelah ia ditahirkan. Akan tetapi untuk ditahirkan ia harus ke Kenisah, dan orang najis tidak boleh masuk Kenisah (ketentuan Raja Daud).

Jadi, jika ia menaati apa yang diperintahkan oleh Hukum Taurat ia tidak akan berbuat dosa, akan tetapi ia akan mati akibat pendarahan yang diderita itu.

Dalam situasinya yang tanpa harapan itu ‘dia pernah mendengar berita tentang Yesus”.

Apakah yang didengarnya tentang Yesus?

Ia telah mendengar bahwa Allah, Bapa Yesus, tidak mendiskriminasi orang, tidak membuat perbedaan perlakuaan thp umat manusia, antara orang saleh dan orang berdosa, antara perempuan dan lelaki, antara yang berjasa dan yang tidak berjasa. Ia mendengar bahwa bahwa Allah, Bapa Yesus tidak mencintai manusia karena manusia itu pantas dicintai, karena punya jasa-jasa untuk dicintai. Allah, Bapa Yesus mencintai manusia menurut kebutuhan manusia masing-masing. Makin besar kebutuan manusia, makin besar kasihNya.

Perempuan itu mendengar Yesus mengatakan bahwa bagi Allah, BapaNya, tidak ada orang yang najis, ia mendengar Yesus mengatakan bahwa Allah, BapaNya mengasihi semua orang tanpa syarat dan tanpa batas.

Maka, terdesak oleh kekuatan dan hasrat untuk hidup dan untuk hidup bahagia, perempuan itu mengambil keputusan untuk tidak menghirau-kan peraturan agama, ia nekat berbuat dosa besar, yaitu melanggar Hukum Taurat yang melarang dia mendekati dan menjamah orang, sebab ia mau hidup, dan peraturan agama itu membuat dia mati.

Maka pada suatu hari “permpuan itu mendekati Yesus dari belakang, secara tersembunyi –  sebab ia tahu bahwa ada hukuman mati bagi orang najis yang di sengaja menjamah orang lain –  lalu ia menjamah jubah Yesus”. Sebab katanya:

“Asal kujamah saja, jubah-Nya, aku akan sembuh.”

Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya. Mengebohkan! Baru ia telah melanggar hukum Yaurat dan berbuat dosa besar, daripada disambar oleh murka Allah, ia… diberkati!

Maka, konsekwensinya, bohonglah yang tertulis dalam Kitab Imamat tentang kena-jisan itu…. Maka bohonglah pula ke-52 kutukan yang akan dikenakan Tuhan kepada orang yang melanggar Hukum Taurat  seperti tertulis dalam kitab Ulangan, bab 28:15-46, seperti pernah dikatakan oleh Yesus kepada instansi agama, bahwa peraturan-peraturan itu tidak datang dari Allah, melainkan dibuat oleh instansi agama untuk mengisap barang dan uang dari umat, sebab untuk mendapat pengampunan dosa orang harus naik ke kota Yerusalem, mempersembahkan uang atau barang, sebesar dosa yang dibuat – ada tarif yang berbeda – baru imam memberikan pengampunan dosa.

Tentu saja uang itu tidak masuk kantong Allah, melainkan masuk kantong instansi agama, maka itu dibuat peraturan-peraturan rumit sehingga orang tak mampu melaksanakannya, sehingga orang selalu merasa berdosa dan mencari  peng-ampunan yang akan diperoleh hanya di Yerusalem. Makin manusia berdosa, makin instansi agama menjadi kaya. Itulah sebabnya pada suatu hari Yesus marah, ia masuk kenisah  dan mengusir semua orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Ia menjungkirbalikkan meja-meja penukar uang, dan bangku-bangku penjual burung merpati dan Ia berkata kepada mereka: “Ada tertulis: Rumah-Ku adalah rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun.” (Mat 21:1-9).

Baik. Kita kembali kepada perempuan itu. Katanya:

“Asal kujamah saja, jubah-Nya, aku akan sembuh.”

Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya.

Pada ketika itu juga Yesus mengetahui, bahwa ada kekuatan yang keluar dari diri-Nya, lalu Ia berpaling di tengah orang banyak dan bertanya: “Siapa yang menjamah jubah-Ku?”

Murid-murid-Nya menjawab: “Engkau melihat bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan dekat-Mu, dan Engkau bertanya: Siapa yang menjamah Aku?”

Pertanyaan Yesus, “Siapa yang menjamah jubah-Ku?” bagi murid-muridnya nampak tidak masuk akal. Maka mereka menjawab: “Engkau melihat bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan dekat-Mu, dan Engkau bertanya: Siapa yang menjamah Aku?”

Mengapa murid-murid menganggap pertanyaan Yesus tidak masuk akal? Sebab mereka hidup bersama Yesus, menemani Yesus, akan tetapi mereka belum mengikuti Yesus, mereka belum menjadikan Yesus pedoman hidup mereka, maka mereka tidak diberi mengalami kekuatan dan kuasa yang keluar dari Yesus.

Lalu Yesus mengabaikan jawaban murid-muridNya dan memandang sekeliling-Nya untuk melihat siapa yang telah melakukan hal itu.

Perempuan itu menjadi takut dan gemetar ketika mengetahui apa yang telah terjadi atas dirinya, lalu tampil dan tersungkur di depan Yesus dan dengan tulus memberi-tahukan segala sesuatu kepada-Nya.

Mengapa perempuan itu menjadi takut dan gemetar lalu ia tampil tersungkur di depan Yesus? Sebab ia tahu bahwa ada hukuman mati bagi orang najis yang di sengaja menjamah orang yang tidak najis; Ia telah menajiskan Yesus dan semua orang yang tersenggol dengan Yesus teah menjadi najis. Sebab kenajisan itu tertular melalui sentuhan fisik. Maka perempuan itu menjadi takut dan gemetar.

Mengapa ia menjadi takut dan gemetar?

Sebab ia yang baru alami bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya, dan sekarang ia mengalami hidup yang baru setelah menderita 12 th, nah ada bahaya bahwa ia dihukum mati.

Akan tetapi Yesus tidak memarahi dan tidak menghukum dia.

Sebaliknya, Yesus menyapa dia dengan penuh kasih sayang seperti seorang ayah menyapa anaknya,”Hai anak-Ku!

Hai anakku? Ia merasa disapa sebagai,”Hai anak-Ku!   Ia merasa disapa dengan penuh kasih sayang, setelah 12 ia telah didera oleh keluarga, oleh masyarakat dan terutama oleh agama, yang “menteror dia” dengan ancaman bahwa ia tidak akan selamat, sebab ia najis dan dosanya tak dapat diampuni. Dan ia akan disambar oleh murka Allah (dng 52 kutukan). Selama 12 tahun ia telah diteror oleh instansi agama; selama 12 th ia telah hidup dalam ketakuan dan tekanan batin ….

Nah, setelah 12 tahun neraka itu, Ia mendengar suara Yesus yang menyapa dia dengan penuh kasih sayang,”Hai anak-Ku!

Dan bukan hanya itu. Yesus melanjutkan dengan berkata,” Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau.”

Luar biasa!  Imanmu telah menyelamatkan engkau.” Luar biasa!

mk 5 34

Apa yang telah dilakukan oleh perempuan itu yang telah melanggar Hukum Taurat yang merupakan dosa berat,  yang menurut instansi agama harus dihukum dengan hukuman mati,  bagi Yesus adalah “pernyataan iman!”  Imanmu telah menyelamatkan engkau.”

Bagi Yesus melanggar Hukum Tuhan untuk menikmati kehidupan dan kebahagiaan, itu bukan dosa, malainkan “pernyataan iman!” 

†††

Seorang ahli Taurat, bertanya untuk mencobai Yesus:

36 “Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?”

 37 Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.

 38 Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.

 39 Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.

(Mat 22:34-39).

Itulah jawaban Yesus kepada seorang Israel. Itu adalah puncak spiritualitas bagi orang Israel. Yesus mengutip Hukum Musa.

Akan tetapi itu bukan spiritualitas murid-murid Yesus,” Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. (Yoh 13:34)

Perintah BARU dlm bhs yunani ditulis dalam dua cara: ada

  νέ,ος  (neos)  new, year! Sdh ada sejumlah, saya tambah satu lagi: 2013 > 2014 new year.

Tapi penginjil tidak pakai  νέ,ος melainkan  Καϊνος (kainos), yang berarti: baru karena mutunya menggantikan  semuanya yang sebelumnya.

Perintah baru kuberikan kepadamu: berarti perintah ini menggantikan semua perintah sebelumnya.

Nah, dalam perintah yang satu-satunya yang diberikan Yesus kepada kita murid-muridNya, … tidak disebut nama Allah. Allah tidak disebut.

Yang disebut hanya manusia, relasi antara manusia. Yesus tidak mengatakan,”Hendaknya kalian mencintai Allah seperti aku telah mencintai kalian, melainkan “hendaklah kalian saling mencintai, sebagaimana aku telah (dlm pembasuhan kaki, ia belum disalibkan) mencintai kamu.

Dalam perintah yang satu-satunya yang diberikan Yesus kepada murid-muridNya Yang diutamakan bukan Allah, melainkan manusia.

Dan inilah spiritualitas murid-murid Yesus.

†††

Nah kita kembali kepada pernyataan Yesus kepada perempuan itu.

Apa yang telah dilakukan oleh perempuan itu yang telah melanggar Hukum Taurat /Allah yang merupakan dosa berat,  yang menurut instansi agama harus dihukum dengan hukuman mati,  bagi Yesus adalah “pernyataan iman!”  Imanmu telah menyelamatkan engkau.”

Itu berarti  bahwa bagi Yesus kehidupan dan kebahagiaan manusia lebih penting dari pada Hukum Taurat. Yesus menempatkan kehidupan, kesejahteraan dan kebahagiaan manusia sebagai nilai yang utama.

Sebab menurut Yesus apabila bila manusia dimuliakan, Allahlah yang dimuliakan. Hukum Taurat dan instansi agama Yahudi menempatkan hormat kepada Allah sebagai yang utama. Akibatnya: manusia dikurbankan. Yesus tidak setuju.

Lalu kata-Nya kepada perempuan itu: “Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau.

“Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!”

Yesus ikut berbahagia dengan puteriNya itu, maka Yesus mengucakan selamat  kepadanya,”Pergilah, nikmatilah kehidupan dan kebahagiaan!”

Setelah kamu hidup dalam neraka selama 12 th, sekarang mulailah era baru bagimu. Mulai sekarang bangunlah hidupmu yang baru, masa depan yang baru dan selamat berbahagia!”

 Imanmu telah menyelamatkan engkau.

Yesus mengantar manusia beralih dari peraturan agama kepada iman!

Maka pertanyaan awal, menurut Yesus, apakah iman itu?

Dan menurut Yesus Siapakah orang beriman?

Jawabannya bagaimana?

Sekarang saya kembalikan bola ke tangan saudara sekalian.

Kepada Andalah tugas mencari jawabannya.

 

Tak ada seorang pun yang tidak dapat dirangkul oleh kasih Allah.

Allah merangkul semua orang dalam kasih sayangNya.

Tapi saya tak boleh mendekati Allah, sebab saya merasa tidak pantas, saya merasa dalam keadaan dosa..

Ok!

Tapi tidak perlu kepantasan untuk mendekati Allah. Sebaliknya, sambutlah Allah, maka ia menjadikan anda pantas bagiNya.

Itulah yang dapat dipetik dari injil, yaitu suatu hubungan yang serba baru dengan Allah!

Dan itu berkat Tuhan Yesus. 

P Pancani Otello SX

=========================================================

Menurut Yesus: Apakah Iman itu? Siapakah orang beriman? – Bagian I

Menurut Yesus: Apakah Iman itu? Siapakah orang beriman? – Bagian III

Kasih Kristus Mendorong Kita
5/5
Tinggalkan Komentar
Blank Form (#4)

Terbaru

LIVE STREAMING
DUKUNGAN UNTUK PENGELOLAAN SITUS PAROKI
SCAN ME

2025 March

  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event