Search

Transfigurasi Yesus

Loading

 

Lukas mengawali halaman injil ini dengan menulis:

“Kira-kira delapan hari sesudah segala
pengajaran itu!” 

 

Dalam injil angka delapan senantiasa menunjukkan hari kebangkitan Yesus.
Jadi dng menulis:

“Kira-kira delapan hari…” –

Lukas mengatakan,”Perhatian = apa yang saya tulis sekarang ada kaitan dng hari kebangkitan Yesus, apa yang saya tulis harus dibaca dalam terang paskah, di mana kematian raga dikalahkan oleh kehidupan!!!

Setiap kali Yesus memberitahu murid-muridNya bahwa di Yerusalem Ia akan ditolak oleh orang Tua-tua, diolok-olok, disengsarakan dan dibunuh…Yesus selalu menyambung dengan pernyataan bahwa Ia akan bangkit pada hari ketiga. –

….sesudah segala “pengajaran” itu!”


Apakah pengajaran itu?
– “Pengajaran ” yang dimaksudkan adalah pemberitaan yang telah diberikan Yesus kepada murid-muridNya bahwa Ia akan naik ke Yerusalem di mana ‘Putera Manusia” yaitu, diriNya, akan disengsarakan, dan dibunuh, akan tetapi Ia akan bangkit pada hari ketiga.

Lalu..Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, naik ke atas gunung untuk berdoa.
Dalam injil Lukas, setiap kali Yesus harus mengambil keputusan yang penting, Ia selalu berkomunikasi dengan BapaNya dalam doa.
Lukas mengacu kepada Musa yang mendaki gunung Sinai untuk berjumpa dengan Yahwe (Kel 24:15).
Yesus naik ke gunung untuk berjumpa dengan Bapa-Nya dalam doa.

Yesus… ‘naik ke atas gunung’…
… ‘naik ke atas gunung’..

Dalam Kitab suci dan dalam injil kalau gunung tidak diberi nama geografisnya, gunung itu adalah sebuah lambang, adalah sebuah“gunung yang teologis” –

“gunung yang teologis” berarti – dipakai sebagai simbol utk menyampaikan sebuah pesan iman.

Apakah makna teologis gunung?

Dalam tradisi banyak bangsa – termasuk Israel – Gunung itu adalah titik yang terdekat dengan langit, maka diyakini sebagai kediaman para dewa.

Orang Israel juga pakai gunung sebagai lambang “dunia Allah”. ‘Naik gunung’ berarti: masuk dalam dunia Allah, memiliki keilahian, masuk dalam dimensi ilahi.

 

Dengan membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus

Mengapa Yesus tidak membawa semua keduabelas muridNya, tapi hanya Petrus, Yohanes dan Yakobus

Sebab Petrus, Yakobus dan Yohanes merupakan bahaya besar untuk seluruh komunitas Yesus.

 

Mengapa Petrus, Yakobus dan Yohanes merupakan bahaya besar untuk seluruh komunitas Yesus?

Sebab – Petrus, Yakobus dan Yohanes mempunyai pengaruh besar atas seluruh kelompok murid, akan tetapi mereka belum memahami identitas Yesus. Petrus masih mengikut Yesus sebagai Mesias yang akan mengusir penjajah Roma dan menegakkan kerajaan Israel. Yohanes dan saudaranya Yakobus cenderung mempergunakan kekerasan (Luk 9:54) dan bernafsu berkuasa bersama Yesus setelah Yesus merebut kekuasaan – satu di sebelah kanan dan satu di sebelah kiri-Nya (Mat 20:21).

Ideologi politik Petrus dan nafsu berkuasa Yohanes dan Yakobus menimbulkan rivalitas dan perpecahan dalam komunitas (Mat 20:24). Maka Yesus mengasingkan mereka untuk pembinaan khusus.

Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke atas gunung untuk berdoa, yaitu, untuk mengantar ketiga murid itu masuk dalam dunia BapaNya, yaitu, masuk dalam cara melihat, menilai dan memandang situasi Yesus dengan mata dan hati BapaNya.

29 Ketika Ia sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi putih
berkilau-kilauan.

Yaitu: Yesus menampakkan diriNya dalam keadaan yang hidup mulia yang akan dimilikiNya setelah Ia bangkit – Dengan deskripsi yang seperti ini, pesan penginjil adalah bahwa :

Kematian raga tidak menguburkan manusia dalam kegelapan. Sebaliknya: Kematian raga
adalah saat, adalah peluang, dimana biji gandum mekar menjadi bulir. Benih berubah menjadi
bulir. Suatu mutu hidup yang melampaui segala imaginasi manusia. Seperti tak dapat dibayangkan bagaimana biji gandum bisa mekar menjadi bulir.

30 Dan tampaklah dua orang berbicara dengan Dia, yaitu Musa dan Elia.

Mengapa Musa dan Elia? – Sebab kedua tokoh ini dalam P.L. sempat berbicara dengan Allah.
Musa telah menerima Hukum Taurat dari Allah di gunung Sinai dan nabi Elia telah menerapkan kekerasan agar Hukum Taurat itu ditaati.

Dalam satu hari nabi Elia telah membawa 450 nabi Baal ke sungai Kison dan menyembelih mereka di sana. (1Raj 18:40)

… dan Musa dan Elia berbicara dengan Yesus tentang tujuan ‘exodus’ – yaitu tentang tujuan
‘kepergian’ Yesus- yaitu tentang kematian Yesus yang akan digenapi-Nya di Yerusalem.
Berbicara tentang kematian Yesus sebagai ‘exodus’ – sebagai ‘kepergian’ – adalah bahasa khas penginjil Lukas.

Di Yerusalen Yesus akan dibunuh atas rekayasa institusi agamaYahudi – yang diketuai oleh imam besar Kayafas – yang diyakini sebagai wakil Allah di dunia ini.

Dan penginjil Lukas menulis bahwa :

Sementara itu Petrus dan teman-temannya telah tertidur…..


… Tidurnya itu bukan karena mereka mengantuk lalu tertidur….

Tidurnya itu berarti bahwa bagi mereka tidak masuk akal bahwa Yesus akan dibunuh dan mati di Yerusalem….sebab bagi Petrus, Yohanes dan Yakobus Yesus itu adalah mesias yang kebal mati, yang akan mengambil alih kekuasaan dan menegakkan kembali kerajaan Israel

… tapi ketika mereka terbangun, mereka melihat Yesus dalam kemuliaan-Nya: dan kedua orang yang berdiri di dekat-Nya itu. 33 Dan ketika kedua orang itu hendak meninggalkan Yesus, Petrus berkata kepada-Nya: “Guru,”

….. Petrus berkata kepada-Nya: “Guru,” …

Dalam bhs yunani “Guru” adalah : Διδασκαλοζ = Didaskalos.

Akan tetapi di sini Lukas tidak pakai kata : Διδασκαλοζ = Didaskalos – melainkan pakai
kata: Επιστατα = epistata = yang berarti ‘Bos’! – dan Bos adalah seseorang yang memberi perintah dengan cara mendominasi. (Kamus Oxford).

Maksud penginjil adalah bahwa bagi Petrus, Yesus adalah Sang Mesias yang dinantikan oleh Tradisi bangsa Israel: seorang tokoh politik dan militer.

Jadi Petrus berkata,
“Epistata” = “Bos, betapa bahagianya kami berada di tempat ini.
Baiklah kami dirikan sekarang tiga pondok….

Mengapa Petrus mengusulkan membangun “pondok” di situ?
Perlu diingat bahwa di Israel ada 3 Pesta besar yang dirayakan dalam satu tahun.

  • Pesta yang pertama adalah pesta Paskah,
  • yang kedua adalah pesta Pentekosta dan
  • yang ketiga adalah pesta yang terbesar yang suka disebut Pesta Pondok daun – di mana bangsa

Israel selama satu minggu hidup dalam pondok yang dibuat dari ranting-ranting palma – untuk mengenangkan pembebasan nenek moyang dari perbudakan Mesir. Masih dirayakan pada zaman ini.


– Diayakini bahwa Mesias akan tampil secara mendadak pada Pesta Pondok daun itu di bubungan Bait Allah – di puncak Bait Allah.
Itulah mengapa Petrus minta agar dibentuk 3 pondok.
Dengan minta agar dibuat 3 pondok itu – Petrus minta kepada Yesus agar Ia menyatakan diriNya sebagai Mesias yang dinanti natikan itu, yang akan membebaskan Israel dari penjajah Roma dan akan menjadikan bangsa Israel bangsa adikuasa.

Bos, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan sekarang tiga kemah…. satu pondok untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia…..

Untuk mengerti apa yang telah dikatakan Petrus perlu kita ini perhatikan ‘urutannya’sebab dalam kebudayaan Israel apabila ada tiga tokoh – tempat tokoh utama adalah tempat yang di tengah-tengah –

Tapi Petrus tempatkan siapa di tengah-tengah?

Coba perhatikan urutannya: satu pondok untuk Engkau – yaitu – untuk Yesus, satu untuk Musa dan satu untuk Elia…..

Petrus menempatkan Musa di tengah-tengah. – Artinya – bagi Yesus tokoh utama adalah Musa! Maka bagi Petrus tokoh yang harus didengarkan adalah Musa – bukan Yesus.

Musa itu siapa?

Musa adalah dia yang menerima Hukum Taurat dari Allah di gunung Sinai. Dengan menempatkan Musa di tengah – di tempat utama – bagi Petrus yang harus didengarkan adalah Hukum Taurat. Bagi Petrus Hukum Taurat itu lebih penting dari pada ajaran Yesus.

Maka
penginjil Lukas mencatat bahwa …. Petrus tidak tahu apa yang dikatakannya itu. –

34 Tapi – Sementara Petrus berkata demikian,….jadi Petrus belum selesai pembicaraan yang kacau itu…. datanglah awan menaungi mereka

awan itu (bukan cuaca berawan) = awan dalam P.L. adalah lambang kehadiran Allah yang aktif
Maka… takutlah mereka…. Rasa takut adalah perasaan manusia terhadap Allah yang mewahyukan Diri

35 Dan terdengarlah suara dari dalam awan itu, yang berkata:
“Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia.”

Ketika suara itu terdengar, nampaklah Yesus tinggal seorang diri.
Sekali lagi penginjil menegaskan bahwa Yesus tinggal seorang diri. Itu berarti bahwa Musa beserta ajarannya, yaitu Hukum Taurat, dan nabi Elia beserta ajaran, yaitu Kitab nabi-nabi – sudah selesai peranannya! Artinya: “Perjanjian Lama” yang terdiri dari Hukum Taurat dan dari Kitab nabi-nabi – sudah selesai peranannya!

Dan Lukas mencatat lagi bahwa


36 Ketika suara itu terdengar, nampaklah Yesus tinggal seorang diri.


Artinya, suara Bapa menyatakan bahwa hanya Yesuslah harus diikuti dan didengarkan oleh murid-murid Yesus bukan Musa pun pula bukan Elia. – Di Sinai adalah Yahwe yang memberikan instruksi kepada Musa.

Ketika suara itu terdengar, nampaklah Yesus tinggal seorang diri.

Sekali lagi penginjil menegaskan bahwa Yesus tinggal seorang diri. Itu berarti bahwa Musa beserta ajarannya, yaitu Hukum Taurat, dan nabi Elia beserta ajaran, yaitu Kitab nabi-nabi – sudah selesai peranannya! Artinya: “Perjanjian Lama” yang terdiri dari Hukum Taurat dan dari Kitab nabi-nabi – sudah selesai peranannya!

 

Tinggal Yesus seorang diri – artinya – hanya Yesuslah satu-satunya Guru, karena Ia adalah Anak Bapa: hanya Yesus beserta Injil-Nya adalah pedoman hidup bagi komunitas murid-murid,

 

“Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.” (Yoh 1:18). “Hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.” (Yoh 1:17).

Yesus – yang tinggal seorang diri – berarti bahwa hanya Dialah yang harus didengarkan dan diikuti sebagai pedoman hidup bagi komunitas Yesus, bukan Musa dan Hukum Taurat pun pula bukan Elia dan Kitab nabi-nabi.
Inilah pesan Allah, Bapa Yesus, kepada komunitas Yesus yang diwakili oleh Petrus, Yakobus dan Yohanes.

Apakah Perjanjian Lama itu – yaitu – Hukum Taurat dan Kitab nabi-nabi – masih merupakan pedoman hidup bagi murid-murid Yesus atau tidak?

Lalu, timbul pertanyaan:
bagaimana sikap murid-murid Yesus terhadap Perjanjian lama?

Apakah Perjanjian Lama itu – yaitu – Hukum Taurat dan Kitab nabi-nabi – masih merupakan pedoman hidup bagi murid-murid Yesus atau tidak?

Jawabannya adalah:

Sikap murid-murid Yesus terhadap P.L. adalah bersyukur dan berterima kasih atas P.L. itu – dan murid-murid Yesus diminta memelihara dan memahami seluruh P.L. sebab P.L. merupakan salah satu momen sangat penting dalam pewahyuan Allah kepada Umat Manusia – dan untuk mengerti dari mana Yesus datang.

Namun demikian:

Semua bagian dan hanya bagian-bagian dari P.L. yang nampak dalam hidup dan ajaran Yesus – menjadi pedoman hidup untuk komunitas murid-murid Yesus – sebab


“Hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.” (Yoh 1:17).

Sebagai penutup:
satu catatan
dan
satu pertanyaan.

Catatannya adalah: Dalam Khotbah di bukit Yesus telah mengumumkan ke delapan Sabda Bahagia sebagai gantinya ke 10 perintah Allah.

Dan pertanyaannya adalah:
Mengapa kita diajari dan disuruh afal ke 10 Perintah – dan tak pernah kita diminta menghafal ke 8 Sabda bahagia?

Mengapa kita diajari dan disuruh afal ke 10 Perintah – dan tak pernah kita diminta menghafal ke 8 Sabda bahagia?

Mungkin karena

orang yang membina kita tak pernah tahu ke 8 sabda bahagia apakah itu – maka – ia sendiri tak pernah menikmati kedamaian hati yang lahir dari penghayatan ke 8 sabda bahagia itu. Ia belum beralih dari seorang Allah – Hakim dan Penegak Hukum – yang memberkati orang yang patuh kepada Nya dan menghukum orang yang melanggar perintah perintah-Nya – kepada
SEORANG BAPA yang menyediakan suatu perjamuan yang mewah bagi anak-Nya yang hilang

(Luk 15:11-32)!

P. Otello Pancani SX

-Misionaris Xaverian

Kasih Kristus Mendorong Kita
5/5
Tinggalkan Komentar
Blank Form (#4)

foto: Internet

Terbaru

LIVE STREAMING
DUKUNGAN UNTUK PENGELOLAAN SITUS PAROKI
SCAN ME

2025 March

  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event