Penginjil Lukas menulis,
Yesus dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun.
Di situ Ia tinggal empat puluh hari lamanya dan dicobai Setan.
Penginjil menampilkan Yesus yang berkaitan dengan PADANG GURUN dan SETAN
PADANG GURUN itu – apa?

Padang gurun itu memang adalah daerah geografis, tapi dari deskripsinya yang dibuat oleh penginjil – padang gurun itu lebih dari daerah geografis.
Bagi penginjil padang gurun itu adalah suatu tempat teologis – yaitu – medan di mana diuji iman murid-murid akan Yesus sepanjang zaman.
PADANG GURUN itu berbicara banyak kepada hati orang Israel – sebab bagi orang Israel adang Gurun itu
- adalah jalan dari Mesir ke Tanah Terjanji – dari perbudakan menuju kemerdekaan.
- adalah momen di mana orang Israel – di lereng gunung Sinai – mencapai kesadaran bahwa mereka dari segerombolan budak dijadikan satu bangsa berdasarkan Hukum Taurat yang diberikan Musa, sebagai Undang-Undang Dasar atau Konstitusi.
- adalah momen di mana Israel diuji kesetiaannya kepada Yahwe – Allah mereka.
- adalah tempat dimana orang suka pergi untuk mematangkan rencana pemberontakan melawan penjajah Roma, seperti dilakukan oleh Teuda dan Yudas, orang dari Galilea itu. (Kis 5:36-37)
- adalah momen di mana Yesus mematangkan dan menegaskan dalam hatinya kriteria yang hendak Ia pegang dalam menjalankan misi-Nya sebagai Mesias.
Di padang gurunlah Yesus tinggal empat puluh hari dan dicobai Setan.
….. dicobai Setan…
FIGUR SETAN itu – siapa?
Siapakah Setan dan apakah peranan Setan menurut Kitab suci? Dalam Kitab suci Setan atau Iblis – tidak sama dengan Roh Najis dan Roh Jahat.
(Nanti saja penjelasan tentang roh najis dan roh jahat)
Sekarang kita pusatkan perhatian pada FIGUR SETAN dalam Kitab suci.
Dari mana berasal FIGUR SETAN?
FIGUR SETAN bukan kelahiran Israel pun pula bukan kelahiran Kitab Suci Perjanjian Lama atau Perjanjian Baru.
Figur SETAN lahir dalam Kerajaan Babilon. (Negara Irak zaman ini)
Dalam istana Raja Babilon itu ada seorang fungsionaris yang disebut:
“Mata raja” atau “Setan”
Tugasnya adalah menjelajah seluruh kerajaan untuk menyelidiki perilaku para warganya, lalu dilaporkannya kepada raja. Melalui Mata raja – atau Setan itu – Raja Babilon mengetahui dan menguasai situasi di seluruh kerajaannya. Jadi – Mata raja, atau Setan adalah semacam Intel, Inspektur, Pendakwa, Penuntut umum.
Kemudian, dalam perjalanan sejarah, figur “setan” itu mengalami perkembangan sampai – akhirnya – FIGUR SETAN KERAJAAN BABILON itu MASUK juga DALAM KITAB SUCI BANGSA ISRAEL – dalam Perjanjian Lama.
Bagaimana caranya? – Sebab Orang-orang Israel pernah dideportasi ke kerajaan Babilon di mana mereka hidup lebih dari 200 th (538 s/d 333 s.M), sehingga mereka telah mewarisi banyak unsur budaya bangsa itu. Antara lain: Figur Setan.
Figur Setan muncul pertama kali dalam Perjanjian Lama pada akhir abad VI seb.M. dalam Kitab nabi Zakharia – di bidang hukum – dalam fungsinya sebagai Penuntut umum. (Za 3:1)
Di dalam bangsa Israel sendiri makna SETAN ITU berkembang lagi, sehingga dalam bhs Hibrani setan itu berarti Lawan, SEORANG MANUSIA yang LAWAN.
Contoh: Ketika Daud menyusup ke dalam pasukan orang Filisti, kehadirannya dicurigakan. Kata orang Filisti,” suruh orang itu pergi, jangan ia menjadi – setan (lawan) kita dalam peperangan.” (1Sam 29:4). Contoh lain: 1Raj. 11:23-25. Est 8:1.
Setan di Surga!
Dalam kitab Ayub setan itu ditemukan di surga, di mana relasinya antara Allah dan setan sangat akrab, seperti kita baca:
6 Pada suatu hari datanglah anak‐anak Allah menghadap TUHAN dan di antara mereka
datanglah juga setan.
7 Maka bertanyalah TUHAN kepada setan: "Dari mana engkau?" Lalu jawab setan kepada
TUHAN: "Dari perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi."
8 Lalu bertanyalah TUHAN kepada setan: "Apakah engkau memperhatikan hamba‐Ku Ayub?
Sebab tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan
Allah dan menjauhi kejahatan." (Ayb 1:6‐8)
Jadi dalam Kitab Ayub – Allah digambarkan sebagai Raja dalam instananya – dan Setan
berada di sana di antara anak-anak Allah.
– Fungsinya penasehat dan Penuntut umum
Setan dalam Injil
Petrus-lah setan! (Mrk 8:33)
Yesus marah sama Petrus, ”Enyalah ke belakangKu, setan! sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.”
Petrus adalah seorang ‘setan’ seorang ‘lawan’ – yang melawan cara berpikir Yesus sebagai Mesias. – Yesus telah mengumumkan bahwa di Yerusalem Ia akan ditolak oleh institusi agama, disengsarakan dan dibunuh…Tapi dalam otaknya – Petrus sejak awal – mengikut Yesus sebagai Sang Mesias yang kebal mati dan sebagai Penegak Kerajaan Israel. Maka Petrus merasa perlu bicara empat mata kepada Yesus untuk meluruskan jalan pemikiran-Nya.
Petrus – seperti setan/lawan – mau meyakinkan Yesus agar menunjukkan kekuatanNya sebagai Sang Mesias. Nah, di sinilah Yesus marah dan mengatakan kepada Petrus,” Harus jelas bahwa Akulah yang menentukan jalan yang harus ditempuh, bukan kamu. Maka sekarang , ”Enyalah ke belakangKu, setan” dan ikutlah Aku sebagai murid, dan belajarlah daripada-Ku!” – Jadi Yesus menyapa Petrus sebagai “setan” – yaitu – lawan.
Kemudian penginjil menulis
2 Di padang gurun Yesus tinggal empat puluh hari lamanya dan dicobai setan.
Angka 40
‘Angka-angka’ dalam Kitab suci dan dalam Injil tidak mempunyai nilai matematis melainkan
merupakan simbol.
Pada waktu itu usia 40 tahun dianggap usia yang lanjut. Jadi Angka 40 berarti ‘rentang satu
generasi’ – berarti: ‘sepanjang seluruh hidup’
Artinya: Dengan mempergunakan angka 40, penginjil mau titipkan pesan bahwa
“Apa yang dialami oleh Yesus di padang gurun itu bukanlah suatu episode dalam hidupNya -
seakan-akan - Yesus pada suatu hari pergi ke padang gurun, menang pertaruhnnya lawan
setan, lalu pulang. Beres.
Peristiwa itu ditempatkan oleh penginjil pada awal karya Yesus untuk mengatakan bahwa sepanjang hidup-Nya Yesus akan ditawari logika setan. Lukas mencatat bahwa …
..untuk sementara setan mundur dari pada-Nya sambil menunggu waktu yang baik. Nanti akan kita lihat mana “saat-saat yang dianggap baik” oleh setan utk beraksi.
Godaan pertama
Mari kita saksikan konfrontasi dan konflik antara Yesus dan Setan! (Luk 4:1-13)
Bagi orang yang akrab dengan Kitab suci, nampak bahwa debat antara Yesus dan setan dibangun oleh penginjil Lukas bagaikan debat antara para rabi – yaitu – antara Profesor Teologi dan Kitab suci di Israel. – Mari kita melihat kelanjutannya.
Penginjil Lukas menulis:
....Selama di situ Yesus tidak makan apa‐apa ....bukan dalam arti bahwa Yesus berpuasa menurut agama Yahudi....di mana puasa dimulai pada subuh sampai mata hari terbenam...
di sini Penginjil sengaja tidak pakai istilah “puasa”, sebab kelaparan Yesus lain, bukan kelaparan akan roti seperti akan dijelaskan nanti.
3 Berkatalah setan kepada Yesus, “Jika” Engkau Anak Allah….
Dalam bhs kita istilah, “Jika” berikan kesan bahwa Setan meragukan kalau Yesus adalah Anak Allah. Bukanlah demikian dlm bhs yunani yang dipakai Lukas untuk menulis injilnya.
Dalam bhs Lukas, Setan sudah tahu bahwa Yesus adalah anak Allah maka pernyataan Setan adalah:
.... oleh karena Engkau adalah anak Allah maka:
.. suruhlah batu ini menjadi roti."
Setan tidak mendekati Yesus untuk diajaknya berbuat dosa. Sebaliknya!
Setan tahu bahwa Yesus adalah Anak Allah, maka ia menghadap Yesus dengan penawaran
yang menawan.
Memang Yesus digodai, tapi bukan dalam arti agar Ia berbuat dosa, melainkan dalam arti :
dibujuk, dirayu. Maksudnya:
Setan mengenakan sikap seorang partner yang berkepentingan agar Yesus sukses sebagai
Mesias, sebab setan berpikir seperti Orang Israel yang menantikan Sang Mesias sebagai tokoh
yang kebal mati dan yang menegakkan Kerajaan Israel.
Jadi – kalau kita pakai terjemahan bebas – kita bisa katakan begini:
Setan menghadap Yesus dengan penawaran yang menawan,
“Engkau adalah Anak Allah, Engkau adalah Sang Mesias yang dinantikan dunia dan Engkau
mau mengorganisir Kerajaan Allah di bumi ini, yaitu, mengubah tata kehidupan masyarakat
di bumi ini.
Saya bisa bantu…. Coba dengar!
Untuk mengorganisir Kerajaan Allah di bumi ini, Engkau butuhkan uang, prestise dan kekuasaan. Tetapi, pertama-pertama – Engkau harus memanfaatkan daya ilahimu demi kepentingan-Mu sendiri, untuk menyelamatkanlah hidupmu. Maka: … suruhlah batu ini menjadi roti.”
ROTI bagi orang Israel menjamin kehidupan manusia, dan melambangkan segala sesuatu yang dapat diandalkan untuk menjamin dan memaknai hidup manusia.
- Maka Setan membujuk Yesus agar Ia menjadikan batu itu roti untuk menyelamatkan diri dan
untuk memaknai hidupnya. - Akan tetapi Yesus tidak akan mengubah batu itu menjadi roti untuk menyelamatkan diri-Nya, sebab kelaparan Yesus bukan kelaparan akan roti itu . – Kelaparan Yesus – lain ‐ Kata‐Nya,
“Pada‐Ku ada makanan yang tidak kamu kenal. Makanan‐Ku ialah melakukan kehendak
Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan‐Nya. (Yoh 4:32.34).
Oleh karena itu Yesus akan menjadikan diri‐Nya ROTI yang sejati yang akan memuaskan kebutuhan hati manusia. Dalam Perjamuan Malam terakhir Yesus akan mengambil roti sambil berkata,
“Inilah tubuhku” ‐ artinya ‐” inilah Aku ‐ makanlah! ” (Mat 26:26)
Yesus sendirilah menjadikan diri‐Nya Roti untuk memberi hidup dan untuk memaknai hidup umat manusia.
Itulah godaan Yesus yang pertama.
Godaan kedua
5 Kemudian Setan membawa Yesus ke suatu tempat yang tinggi dan dalam sekejap mata iamemperlihatkan kepada‐Nya semua kerajaan dunia.
6 Kata Iblis kepada-Nya: “Segala kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu,sebab semuanya itu telah diserahkan kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa sajayang kukehendaki.
7 Jadi jikalau Engkau menyembah aku, seluruhnya itu akan menjadi milik-Mu.”
8 Tetapi Yesus berkata kepadanya: “Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!”
Mari kita mendalami makna Godaan kedua ini.
Godaan yang kedua ini adalah penawaran yang sangat berat sebab yang dipertaruhkan adalah “pesona kekuasaan” – yaitu – memiliki “semua kerajaan dunia serta kemuliaannya.”
Rayuan setan kepada Yesus berbunyi, “semua kerajaan dunia serta kemuliaannya akan menjadi milik-Mu…asal….”
...asal apa? …ada syarat!
“...asal Engkau menyembah aku " - yaitu - menyembah setan!
Apa artinya, menyembah setan?
Dari Injil nampak bahwa bagi Yesus, setan itu adalah lambang “mamon” – dan “mamon” melambangkan segala sesuatu yang dapat membius dan menyetir hati manusia dalam egoismenya – seperti: pangkat, harta, uang, kuasa atas sumber alam – kuasa di angkasa, kuasa dalam dunia senjata nuklir …itulah “pesona mamon”....itulah setan yang disembah……
Catatan
Jangan kita lupa, bahwa Yesus datang di padang gurun untuk mematangkan dan menegaskan kriteria yang hendak Ia pegang dalam menjalankan misi-Nya sebagai Mesias, yaitu, memperkenlakan kasih sayang, kerahiman dan pegampunan BapaNya bagi setiap manusia.
Sekarang Yesus dibujuk membarter Allah BapaNya dengan setan, yaitu, dengan mamon, harta, uang, dan semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, yang padanya manusia gantungkan jaminan hidupnya, sebagai satu-satunya allah yang memaknai kehidupan manusia.
Akan tetapi Yesus dengan tegas menolak penawaran setan itu – dan berkata kepadanya,
“Ada tertulis:
Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau
berbakti!” (Bilangan 8:3)
Godaan ketiga
Kemudian ia membawa Yesus ke Yerusalem dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, lalu berkata kepada‐Nya:
“Karena Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri‐Mu dari sini ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau, Ia akan memerintahkan malaikat‐malaikat‐Nya untuk melindungi Engkau, dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki‐Mu jangan terantuk kepada batu.”
Untuk mengerti godaan yang ketiga ini, perlu kita ingat bahwa di Israel ada suatu perayaan besar yang disebut Hari Raya Pondok Daun yang berlangsung selama satu minggu. Selama satu minggu orang Israel hidup di dalam pondok untuk mengenangkan kehidupan nenek moyang mereka di padang gurun yang telah hidup dalam pondok.
Menurut tradisi Israel, Mesias itu akan tampil, secara tiba-tiba, di bubungan Bait Allah di kota Yersusalem – selama perayaan Pondok Daun itu, dan akan mempertontonkan suatu aksi yang spektakuler.
Maka setan membujuk Yesus,
“Manfaatkanlah kemampuan ilahimu untuk membangun prestisemu di depan dunia: jatuhkanlah diri-Mu dari bubungan Bait Allah sambil ditatang oleh malaikat-malaikat .” Dunia akan tercengang dan mengerti bahwa Engkaulah Sang Mesias dan akan mengeluheluhkan dikau. Dunia menantikan dan membutuhkan aksi-aksi spektakuler.”
Akan tetapi Yesus datang ke dunia bukan untuk menakjubkan dunia melainkan untuk menghadirkan kasih BapaNya bagi semua orang.
Maka Yesus menolak memperkenalkan Allah, BapaNya, melalui tanda-tanda kekuasaan dan spektakuler, sebab Bapanya bukan Allah yang menggemparkan manusia dengan kehebatan- Nya.
BapaNya adalah kasih. Dan Yesus memperkenalkan BapaNya dengan menjadi pelayan semua orang terdorong oleh kasih.
Maka Yesus menjawab setan,
“Ada firman: Jangan engkau mencobai Tuhan, Allahmu!”
Dengan demikian Yesus telah menolak semua penawaran, bujukan dan rayuan setan dan
telah menegaskan sikap-Nya: yaitu:
Yesus tidak akan tampil sebagai seorang leader politik, sebagai seorang penguasa dunia yang
dinantikan oleh Israel, tetapi ia akan tampil sebagai pembawa kasih sayang, kerahiman dan pengampunan Bapanya kepada setiap manusia, karena setiap manusia adalah anak
kesayangan-Nya!
13 Sesudah Setan mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur dari pada‐Nya dan
menunggu waktu yang baik.
……. waktu yang baik itu ….bagi setan itu kapan?
Dari injil nampak bahwa – waktu yang baik itu – bagi setan adalah saat Yesus sedang terggantung di salib – ketika Yesus akan ditantang oleh imam-imam kepala bersama-sama ahli-ahli Taurat dan tua-tua yang mengolok-olokkan Dia dengan berkata,
“Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! Ia Raja Israel? Baiklah Ia turun dari salib dan kami akan percaya kepada-Nya. (Mat 27:41)
Akan tetapi Yesus tidak mau turun dari salib.
Sebab justru dengan tinggal di salib Yesus menyakatan sejauh mana Ia mau dan mampu mencitai manusia – termasuk imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat – yang mengolok-olok Dia!
