JUMAT AGUNG – Th. C 2022
SENGSARA TUHAN – Yoh 18, 1-19.42
Penginjil Yohanes menulis bahwa Yesus telah akhiri Perayaan Perjamuan-Nya itu dengan berdoa….
Ya Bapa, umat manusia belum mengenal Dikau, akan tetapi Aku mengenal Dikau, maka Aku telah memperkenalkan kepada mereka siapakah Engkau,; dan Aku akan memperkenalkan Dikau lebih lagi, supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka."
Yoh 17:25-26
Setelah Yesus mengatakan semuanya itu keluarlah Ia dari situ bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan mereka pergi ke seberang sungai Kidron. Di situ ada suatu taman dan Ia masuk ke taman itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya. Yudas, yang mengkhianati Yesus, tahu juga tempat itu, karena Yesus sering berkumpul di situ dengan murid-murid-Nya. Maka datanglah Yudas juga ke situ dengan sepasukan prajurit dan penjaga-penjaga Bait Allah yang disuruh oleh imam-imam kepala dan orang-orang Farisi lengkap dengan lentera, suluh dan senjata
Yoh 18:1-3
Momen pertama

…. datanglah Yudas juga ke situ dengan: “sepasukan prajurit” “sepasukan prajurit” – menerjemahkan kata bhs latin – bhs orang romawi – : “cohors” – yang merupakan satu unit dari pasukan romawi yang terdiri dari: “600 tentara” (orang kafir) dan penjaga penjaga Bait Allah (semua orang Israel)– “ satpam Bait Allah” – yang jumlahnya sekitar – “200 orang” – yang disuruh oleh imam-imam kepala dan orang-orang Farisi!
Jadi totalnya 800 orang yang lengkap dengan “senjata” – lentera dan obor …
Gerakan dan manuver bersenjata Pemerintah Roma dan para pimpinan Agama yang besar-besaran itu – – untuk apa ?
….. untuk menangkap seseorang yang dalam hidupNya tak pernah main kekerasan – yang selalu berbicara dan berbuat kasih – yang berjalan berkeliling sambil berbuat kasih dan menyembuhkan semua orang yang yang dijumpaiNya
(Kis 10:38)!
Perbuatan kriminal yang telah dilakaukan Yesus adalah bahwa Yesus telah membuka mata orang – sehingga orang dapat melihat dan menilai sikap pemerintah dan sikap para pemimpin agama. (Yoh 9) – Itulah aksi kriminal Yesus yang telah dilakukan Yesus menurut para pemimpin agama (Yoh 30)
Akan tetapi gerakan dan manuver bersenjata Pemerintah Roma dan para pimpinan Agama yang besar-besaran itu – kehilangan keampuhannya dan tak berdaya terhadap Yesus – sebab bukan mereka yang akan menangkap Yesus – melainkan Yesuslah yang menyerahkan hidupNya:
"Tidak seorangpun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri
Yoh 10:18
- 4 Maka Yesus maju ke depan dan berkata kepada mereka: “Siapakah yang kamu cari?”
- 5 Jawab mereka: “Yesus dari Nazaret.” “Akulah Dia.”
- 6 Ketika Ia berkata kepada mereka: “Akulah Dia,” mundurlah mereka dan jatuh ke tanah. Kemudian Yesus membarter hidup-Nya dengan pembebasan murid-muridNya, Jika Aku yang kamu cari, biarkanlah mereka ini pergi.”
Yesuslah gembala yang baik yang memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;
Yoh 10:11
Sebab tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.
Yoh 15:13
Momen Kedua
..... telinga kanannya hamba Imam Besar....

10 Lalu Simon Petrus, yang membawa pedang, menghunus pedang itu, menetakkannya kepada hamba Imam Besar dan memutuskan telinga kanannya. Nama hamba itu Malkhus.
Tenyata Petrus tidak menyerah begitu saja! Ia menghunus pedang dan memutuskan telinga kanan Malkhus – hamba Imam Besar Kayafas.
Petrus tidak menyerang sembarangan orang – akan tetapi – di sengaja Petrus menyerang Malkus – hamba Imam Besar Kayafas – sebab Malkuslah telah dipilih oleh Imam Besar – agar ikut menangkap Yesus.
Lalu apakah Petrus meleset dalam penyerangan sehingga dari pada kepala – hanya kena telinga kanan Malkus? – Tidak!
Petrus – di sengaja dan dengan sangat tepat hanya memotong telinga kanan Malkus sebab Malkus itu adalah utusan Imam besar.
Apakah kaitan ‘ telinga kanan ‘ dengan ‘Imam besar’ ?
Sebab ‘ telinga kanan ‘ itu adalah bagian mutlak dalam pentahbisan seorang Imam Besar – yang harus dibubuhi darah domba jantan sebagaimana ditetapkan dalam Kitab Keluaran dan Kitab Imamat,”
“Haruslah kausembelih domba jantan, kauambillah sedikit dari darahnya dan kaububuh pada kuping telinga kanan”
(Kel 29:20; Im 8:23)
Itulah sebabnya Petrus – di sengaja dan dengan sangat tepat hanya memotong telingan kanan Malkus sebab Malkus itu adalah utusan Imam besar.
Dengan demikian Petrus mau men-deskualifikasi Imam Besar Kayafas sebab Petrus masih yakin bahwa Yesuslah Sang Mesias yang telah datang untuk ‘mereformasi’ imamat dan institusi agama dari korupsi yang dijalankan oleh para pimpinan agama – mulai dari Imam Besar Kayafas.
Akan tetapi Petrus keliru sebab Yesus bukan orangnya yang ia pikirkan, sebab Yesus tidak datang untuk mereformasi segala sarana agama – melainkan – untuk menggatikannya dengan diriNya sendiri, sebab Yesus sendirilah adalah Kemah Allah yang sesungguhnya (Yoh 1:14) – dari mana terpancarlah kasih setia Allah dalam kepenuhannya.
Pun pula Yesus bukan Sang Mesias yang akan mengambil alih di bidang politik dan militer untuk mengusir orang Romawi dan menegakkan Kerajaan Israel – maka dengan keras Yesus menegur Petrus dengan berkata, “Sarungkan pedangmu itu!”
Yesus tidak mau dilindungi oleh murid-muridNya – tapi Dialah yang melindungi mereka bagaikan Gembala yang baik: Jika Aku yang kamu cari, biarkanlah mereka ini pergi.”
Momen Ketiga
.P E T R U S

- 12 Maka pasukan prajurit serta perwiranya dan penjaga-penjaga yang disuruh orang Yahudi itu menangkap Yesus dan membelenggu Dia. Lalu mereka membawa-Nya mula mula kepada Hanas, karena Hanas adalah mertua Kayafas, yang pada tahun itu menjadi Imam Besar.
- 15 Simon Petrus dan seorang murid lain mengikuti Yesus. Murid itu mengenal Imam Besar dan ia masuk bersama-sama dengan Yesus ke halaman istana Imam Besar,
- 16 tetapi Petrus tinggal di luar dekat pintu.
Petrus adalah seorang pengecut – yang – menyangkal ⇒ Pribadi Yesus:
1. Ketika Petrus pergi ke pintu gerbang, seorang hamba melihat Petrus dan berkata kepada orang-orang yang ada di situ:
“Orang ini bersama-sama dengan Yesus, orang Nazaret itu.”
Dan ia menyangkal dengan bersumpah, “Aku tidak kenal orang itu.”
Petrus menyangkal ⇒ Komunitasnya:
2. Tidak lama kemudian orang-orang yang ada di situ datang kepada Petrus dan berkata:
“Pasti engkau juga salah seorang dari mereka, itu nyata dari bahasamu.”
Petrus mengutuk dan bersumpah: “Aku tidak!”
Petrus menyangkal ⇒ Negeri asalnya:
3. Dan kira-kira sejam kemudian seorang lain berkata dengan tegas,
“Sungguh, orang ini juga bersama-sama dengan Dia, sebab ia juga orang Galilea.”
Tetapi Petrus berkata: “Bukan, aku tidak tahu apa yang engkau katakan.”

Lalu Petrus keluar dan menangis terseduh-seduh.
Bahwa … Petrus menangis terseduh-seduh...bukanlah tanda menyesal. Tak pernah ditulis bahwa Petrus menyesal

Mengangis tersedu-sedu itu adalah tanda kekecewaannya yang total, sebab Petrus hidup bersama Yesus, akan tetapi Petrus belum mengikuti Yesus, belum mengerti identitas Yesus dan cara hidup-Nya – sebab bagi Petrus – Yesus itu adalah Sang Mesias, utusan Allah, yang kebal mati dan yang akan menegakkan kerajaan Israel menjadi negara adikuasa. – Justru itu Petrus mengikuti Yesus tetapi ia tinggal ‘di luar’ – dan ia menangis tersedu-sedu (Luk 22:62). –
Petrus menangis tersedu-sedu – bukan karena ia menyadari kesalahannya, melainkan karena ia melihat bahwa Yesus tidak membebaskan dirinya dari musuh-musuhnya, tidak mengalahkan musuh-musuhnya.
Petrus mengerti bahwa ia keliru tentang Yesus: Yesus bukan Sang Mesias yang ia harapkan.
Namun Petrus tetap tinggal dalam komunitas Yesus.
Bagaimana pun Petrus tidak memutuskan hubungan dengan komunitas Yesus, meski tidak ditulis bahwa ia telah menyesal.
Momen Kempat
YUDAS ISKARYOT

Yudas Iskaryot – lain dari pada Petrus – Yudas telah menyesal.
Yudas, melihat, bahwa Yesus telah dijatuhi hukuman mati, menyesallah ia. Lalu ia mengembalikan uang yang 30 perak. Dalam kitab Imamat ditentukan harga orang yang dijual:
Harga laki-laki yang usia 20 s/d 60 th dijual dengan harga 50 keping perak. Harga 30 perak – jumlah uang sebesar gaji 4 bln – adalah harga seorang budak atau seorang perempuan – menurut estimasi masyarakat Israel waktu itu.
Lalu Yudas mengembalikan uang yang 30 perak itu kepada imam-imam kepala dan tua-tua, dan berkata: “Aku telah berdosa karena menyerahkan darah orang yang tak bersalah.”
Tetapi jawab mereka: “Apa urusan kami dengan itu? Itu urusanmu sendiri!”
Yudas menyesal dan telah pergi mengaku dosa… kepada imam-imam kepala dan tua-tua! Yudas salah memilih “Bapa Pengakuan Dosa”. Dari pada pergi mengaku dosa kepada Yesus, Yudas pergi mengaku dosa kepada imam-imam kepala dan tua-tua.
Kepada mereka Yudas mengaku dosanya dengan berkata, “Aku telah berdosa karena menyerahkan darah orang yang tak bersalah.”
Yudas melakukan juga penitensi yang berguna baginya, yaitu: ia telah mengembalikan ke 30 keping perak. Tetapi jawab imam-imam kepala dan tua-tua,”Itu bukan urusan kami. Itu urusanmu sendiri!”
Yudas dibuang oleh imam-imam kepala dan tua-tua setelah mereka mendapat prestasinya! Yudas salah arah.
Maka Ia keluar dan pergi menggantung diri.
St Teresia dari kanak-kanak Yesus, mengatakan,
”Andaikata saya dalam posisi Yudas saya tidak akan pergi menggantung diri di pohon tetapi menggantung diri di salib Yesus, dan ia akan menyelamatkan saya.”
Momen Kelima
PRIBADI YESUS
Sekarang penginjil mengarahkan perhatian kepada Yesus.
Penginjil Yohanes mencatat:
Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: “Sudah selesai.” Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan – “menyerahkan roh-Nya.” (Yoh 19:30)
Memang Yesus mati di salib itu, namun para penginjil tak pernah menulis bahwa Yesus telah mati atau wafat. – Para penginjil selalu menulis bahwa “Yesus menyerahkan roh-Nya”- [“paradoken to pneuma“]
Rohnya itu – to pneuma itu – apa?
Pneuma berarti napas. Pneuma adalah ‘napas Bapa’ – ‘kehidupan Bapa’ – adalah ‘ seluruh kemampuan kasih Bapa-Nya. Pneuma adalah seluruh daya kasih Allah dalam mencintai manusia yang ada pada Yesus –
Nah,
sekarang napas Bapanya itu dianugerahkan oleh Yesus kepada seluruh umat manusia!
Roh Allah itu, yaitu seluruh daya kasih, kerahiman dan pengampunan Bapa-Nya, merupakan balasan Yesus kepada kebencian institusi agama yang telah menyalibkan Dia.
Satu-satunya jawaban yang diberikan Yesus kepada mereka yang telah menyalibkan Dia, adalah meng-komunikasikan to pneuma itu – Roh-Nya – seluruh kasih-Nya kepada mereka.
Di situlah Yesus memperkenalkan Bapanya lebih lagi kepada dunia!
BapaNya adalah kasih, dan satu-satunya jalan yang dimiliki Allah – Bapa Yesus – dalam berelasi dengan manusia adalah hanya kasih, mengkomunikasikan kasih.
catatan
Allah Musa merasa dihina oleh perbuatan manusia, suka tersinggung, maka suka mengancam manusia, suka menghukum manusia yang tidak menaati perintah-perintahnya, suka mempergunakan kekerasan terhadap manusia – yang Ia ciptakan sendiri. Allah Musa suka membalas manusia dengan kekerasan, sehingga orang bertanya,
“Mengapa Allah menciptakan manusia yang lemah yang bisa berbuat dosa, sehingga kemudian Allah itu menghukum manusia yang lemah itu?”
Apakah Allah menciptakan manusia lemah agar dapat dihukumNya?
Apakah begitu sadis Allah itu?
Allah yang nampak dalam hidup dan ajaran Yesus adalah hanya kasih, kerahiman, pengampunan dan satu-satunya cara dalam berelasi dengan manusia adalah hanya kasih. Allah, Bapa Yesus hanya mengkomunikasikan kasih, kerahiman dan pengampunan kepada manusia.
Itulah cara Yesus memperkenalkan Bapa-Nya lebih lagi, dengan membalas sikap manusia hanya dengan kasih, Yesus hanya memberikan jawaban kasih kepada manusia. (Yoh 17:25)
”Bapa, ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan.”
Momen Keenam
YESUS DITANTANG AGAR TURUN DARI SALIB
Kemudian Yesus ditantang oleh imam-imam kepala bersama-sama ahli-ahli Taurat dan tuatua agar Ia turun dari salib untuk menyelamaktan diri, maka mereka dan dunia akan percaya bahwa Dia anak Allah.
Akan tetapi Yesus tidak mau turun dari salib.
Yesus menyatakan bahwa ia adalah Anak Allah bukan dengan turun dari salib, melainkan dengan tetap tinggal di salib.
Di salib, Yesus menyatakan sejauh mana Allah – Bapa Nya – mau dan mampu mencintai manusia!

Pastor Otello Pancani SX
Pastor Rekan Paroki St Paulus Pekanbaru - Misionaris Xaverian
Share this:
- Click to share on Facebook (Opens in new window)
- Click to share on X (Opens in new window)
- Click to share on LinkedIn (Opens in new window)
- Click to share on Pinterest (Opens in new window)
- Click to share on Telegram (Opens in new window)
- Click to share on Threads (Opens in new window)
- Click to share on WhatsApp (Opens in new window)