Kita berhimpun di sini , hari ini, sebab kita percaya bahwa Yesus dari Nazareth, yang telah dibunuh disalibkan 2000 tahun yang lalu – sebagai penghujat Allah – kini Ia hidup mulia karena Ia telah bangkit.
Hati kita ingin mengerti – sedapat mungkin – apakah yang telah terjadi pada hari Kebangkitan Yesus di Yerusalem.
Kita mulai dari kesaksian pertama yang kita miliki tentang Yesus yang bangkit. Kesaksian pertama yang kita miliki tentang Yesus yang bangkit adalah kesaksian rasul Paulus ± 15-20 th setelah Yesus bangkit –
Perlu kita ingat bahwa Paulus – dalam hidupnya – tak pernah berjumpa dengan Yesus. – Ia pernah barada dalam kondisi seperti kita sekarang. –
Paulus menulis kepada umat di Korintus sbb:
“Apa yang kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati, telah dikuburkan, tetapi ia telah dibangkitkan pada hari ketiga, Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya.
1Kor 15:3- 4
Kesaksian Paulus ini adalah kesaksian pertama yang kita miliki tentang Yesus yang bangkit.
—
Kesaksian para penginjil akan menyusul beberapa tahun kemudian.
Perlu dicatat bahwa baik dalam kesaksian Paulus mau pun dalam kesaksian para penginjil tidak ada berita tentang detik Yesus bangkit dan tentang caranya Yesus bangkit.
Detik Yesus bangkit dan caranya Yesus bangkit tidak disaksikan oleh seorang pun.
Gambar Yesus yang keluar dari kubur sambil mengibarkan bendera kemenangan, bersumber pada injil apokrif Petrus (± th 150), yang tidak diakui oleh Gereja.
Lalu iman kita tentang kebangkitan Yesus, dasarnya apa?
Dasarnya adalah bahwa beberapa murid-Nya telah melihat Tuhan Yesus hidup.
Mereka berkata kepada Tomas,
“Kami telah melihat Tuhan!” (Yoh 20:25).
Apakah artinya: “Kami telah melihat Tuhan!”
Mari kita mencari dalam Injil kesaksian tentang Yesus – yang telah bangkit itu.
Keasaksian pertama adalah : kesaksian penginjil Matius dalam bab 28 Injilnya
Penginjil Matius menulis:
“Setelah hari Sabat lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu itu, pergilah Maria Magdalena dan Maria yang lain, menengok kubur Yesus. Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata: “Salam bagimu. Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sana mereka akan melihat Aku.”
…… katakanlah kepada saudara-saudara-Ku – yaitu – rasul-rasul – supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sana mereka akan melihat Aku.” Jadi – ‘saudara-saudara Yesus’ – yaitu – ‘rasul-rasul -‘ kalau mau melihat Dia yang telah bangkit ‘ – mereka harus pergi ke Galilea!’
Permintaan Yesus ini aneh! Mengapa?
Sebab Yesus bangkit di Yerusalem, murid-murid-Nya pun berada di Yerusalem, akan tetapi untuk melihat Dia, mereka disuruh pergi ke Galilea. Jarak dari Yerusalem ke Galilea 140 Km – 3 hari jalan kaki!
Mengapa Yesus tidak menampakkan diri kepada murid-muridNya di Yerusalem?
Yesus berada di Yerusalem; di Yerusalem Yesus telah menampakkan diri kepada Maria Magdalena dan Maria yang lain.… mengapa Yesus tidak menampakkan diri juga kepada Petrus dan kawan-kawannya di Yerusalem? –
Mengapa mereka disuruh Yesus ke Galilea untuk melihat Dia?
Bukan hanya ini !– Dalam Kisah Injil menurut Matius ini – ada satu hal yang aneh yang tidak ada dalam pesan Yesus kepada Maria Magdalena dan Maria yang lain.
Mari kita bandingkan apa yang dipesan Yesus dan apa yang ditulis oleh penginjil Matius. Pesan yang ditipkan Yesus kepada Maria Magdalena dan Maria yang lain adalah:
“.…katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, – yaitu – rasul-rasul supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sana mereka akan melihat Aku.”
Nah, penginjil Matius tulis apa?
Matius menulis bahwa ….
kesebelas murid itu berangkat ke Galilea,
“ke bukit”
yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka. (Mat 28:16)
Dalam pesan Yesus kepada Maria Magdalena dan Maria yang lain – tak ada kata “bukit“! Ini lebih menonjiol dalam bahwa yunani yang dipakai oleh penginjil dalam menulis injilnya.
Matius menulis:
…. kesebelas murid itu berangkat ke Galilea ke : “το οροξ“ “to oros”– – Dalam bhs yunani “oros” berarti: bukit atau gunung”. Nah, Penginjil Matius telah menambah : “to oros”– yang tidak ada dalam pesan Yesus!
Lagi:
Kita tahu bahwa bhs yunani itu yang telah dipakai oleh para penginjil – sangat teliti.
Dalam bhs yunani ada ‘artikel’. Di sini penginjil pakai artikel ” to ” – yang menunjukkan “sesuatu yang tertentu” – “sesuatu yang sudah dikenal.”
Jadi – dengan menulis “to oros”– penginjil Matius menunjukkan sesuatu yang tertentu – sesuatu yang sudah dikenal oleh murid-murid Yesus
Yesus tidak menyebut nama bukit atau gunung apa pun.
Akan tetapi penginjil Matius menulis bahwa
16 Kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, “ke bukit/gunung” yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka. (Mat 28:16)
Nah, – apakah “ bukit/gunung” yang sudah dikenal oleh murid-muridNya di Galilea?
Adalah:
bukit/gunung
dari mana Yesus telah mewartakan khotbah-Nya di bukit
yang diawali oleh ke 8 sabda bahagia!
Penginjil Matius telah membuka bab 5 injilnya dengan menulis:
Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas “to oros”- bukit/gunung… dan setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. (Mat 5:1) lalu Ia mulai mengajar mereka, kata-Nya:
3 “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga……
Di Israel – 100 th sebelum Yesus – telah hidup – Rabi Gamaliel – figur eminen sebagai Rabi dan juga sebagai satrawan.
Beliau ini telah menetapkan 13 rumusan yang perlu diterapkan bila mau diciptakan sebuah karya sastra. –
Salah satu rumusan itu berbunyi:
kalau mau dikaitkan dua peristiwa – misalnya – peristiwa A dengan peristiwa B – hendaknya dipakai kata yang sama di peristiwa A dan peristiwa B.
Ternyata para penginjil telah menerapkan rumusan ini dalam menulis injilnya.
Sebuah contoh adalah Penginjil Matius dalam perikop hari ini di mana ia menulis
- ... naiklah Yesus ke atas “to oros”- bukit/gunung… (Mat 5:1)
- …kesebelas murid itu berangkat ke Galilea ke :”to oros”- “bukit/gunung“... (Mat28:16)
———-
****
Jadi – dengan mengaitkan kedua :”oros”- “bukit/gunung” ini
Penginjil Matius mengaitkan kebangkitan Yesus dengan ke 8 sabda bahagia
****
Dengan menerapkan teknik sastra ini Penginjil Matius berpesan,
“Maukah melihat Yesus yang bangkit mulia?
Lakukanlah ke 8 Sabda bahagia itu.”
”Sabda bahagia itu, apa?”
Pada pokoknya ke 8 sabda bahagia itu adalah cara hidup Allah di dunia ini, seperti nampak dalam hidup dan ajaran Yesus.
Dua ribu tahun yang lalu Allah pernah hidup di dunia.
Namanya: Yesus dari Nazareth. – Dalam ke 8 Sabda Bahagia itu Yesus mengisahkan diriNya.
Apakah hubungan Yesus yang bangkit dengan ke 8 sabda bahagia? –
Di bukit di Galilea Yesus menyebut bahagia orang miskin. Miskin adalah orang yang dengan sukarela mengambil keputusan untuk berbagi kekayaan pribadinya dan segala ia miliki – sebatas kemampuannya – untuk mengurangi penderitaan sesama.
Miskin adalah orang yang secara konkrit menyibukkan diri untuk meniadakan situasi ekonomi, politik dan religius yang tidak adil – yang menyebabkan lahirnya kemiskinan.
Nah – dalam diri orang yang melakukan perbuatan kasih yang nyata itu – Yesus yang hidup mulia hadir – dan orang “melihat Tuhan Yesus dalam kasih itu!”
Pernyataan bahwa dalam diri orang yang melakukan perbuatan kasih yang nyata itu – Yesus yang hidup mulia hadir – dan orang “melihat Tuhan Yesus dalam kasih itu!” berkaitan dengan pesan yang telah ditipkan Yesus kepada Maria Magdalena dan Maria bagi ke sebelas murid Yesus ….supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sana mereka akan melihat Aku.”
“…mereka akan melihat Aku! “ Apakah artinya?
Dalam bhs yunani – bahasa yang telah dipakai oleh para penginjil dalam menulis injilnya – kata ‘melihat’ dapat diungkapkan dengan dua kata kerja yang berbeda: ada kata ‘blepein‘ – yang berarti melihat secara fisik. Seperti ketika Yesus menyembuhkan orang yang tadinya buta dan sekarang jadi melihat. (Luk 7:21). Di situ penginjil pakai kata kerja ” blepein ” –
Sedangkan di sini penginjil pakai kata kerja “ orao ” – dan ‘orao’ berarti melihat dengan mata batin, dengan mata iman, suatu pengalaman iman, persepsi iman: – menyelami siapakah seseorang yang sebenarnya – menyelami identitas seseorang yang sebenarnya.
Nah, Petrus dan teman-temannya mengerti bahwa pergi ke Galilea untuk berjumpa dengan Yesus yang bangkit – tidak berarti pergi ke Galilea secara fisik – melainkan berarti: melakukan ke 8 sabda bahagia yang pernah diwartakan Yesus di atas bukit itu.
Maukah melihat Tuhan?
Lakukanlah Sabda bahagia.
Sekarang pesan Penginjil Lukas
Pesan penginjil Lukas satu arah dengan pesan penginjil Matius. Lukas dalam Kisah Para Rasul menulis bahwa,
Dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus…
… dengan cara bagaimana rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus?
- ….. apakah dengan khotbah yang berapi-api ?
- …. dengan liturginya yang meriah ?
- ….. dengan menyanyikan Alleluya? – Tidak!
Penginjil Lukas menulis:
Dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus sebab :
“tidak ada seorang pun yang berkekurangan di antara mereka”.
(Kis:4:33-34).
Pesan para penginjil itu sangat konkrit – tidak memberikan peluang untuk masuk dalam dunia fantasi… di mana Yesus menampakkan diri …entah kepada siapa dan di mana….
Kesaksian rasul-rasul bahwa Yesus telah bangkit dan hidup mulia – dibuktikan lewat perbuatan kasih yang nyata yang mengurangi penderitaan manusia dan yang mendukung ehidupan dan kebahagiaan manusia!
Selamat berjumpa dengan Tuhan Yesus yang bangkit – yang hidup mulia –
dalam perbuatan kasih yang mengurangi penderitaan sesama
dan
yang
mendukung kehidupan dan kebahagiaan sesama!
AMIN!
ALLELUYA!

Pastor Otello Pancani SX
Pastor Rekan Paroki - Misionaris Xaverian
Share this:
- Click to share on Facebook (Opens in new window)
- Click to share on X (Opens in new window)
- Click to share on LinkedIn (Opens in new window)
- Click to share on Pinterest (Opens in new window)
- Click to share on Telegram (Opens in new window)
- Click to share on Threads (Opens in new window)
- Click to share on WhatsApp (Opens in new window)