Yesus: sengsara, wafat, naik ke surga, bangkit, penampakan
Mengapa Allah menjadi manusia? Untuk menebus dosa seluruh umat manusia dari segala abad. Dosa adalah pelecehan yang tidak terhingga terhadap Allah. Maka perlu silih yang tidak terhingga pula. Allah berinkarnasi menjadi manusia dan mati bersama dosa manusia. Tujuan penebusan adalah memulihkan kembali keadaan kosmos / tata ciptaan yang utuh, melalui Yesus Kristus.
Yesus kerap dipandang sebagai kurban kebencian (permusuhan) para pemimpin Yahudi. Kenyataan ini membawa konsekuensi pada peristiwa penyaliban tersebut. Namun, mengapa mereka merasa terancam karena pewartaan dan tindakan Yesus? Kis 10: 38 menceritakan bahwa Ia berkeliling, berbuat kebaikan tetapi disalibkan sebagai perompak dan pemberontak. Padahal Yesus tidak mencita-citakan kekuasaan politik. (INRI).
Perhatikanlah pengadilan Yesus dalam keempat Injil. Amat diragukan bahwa para anggota mahkamah agung bersidang resmi (ada yang tidak resmi?). Pertanyaan Apakah Engkau Mesias? Pernyataan ini memiliki konsekuensi ganda di bidang agama dan politik.
Maka, ketika kita berbicara tentang salib itu berarti kita bicara tentang hukuman untuk orang yang dijajah, budak dan penjahat. Ini merupakan penghinaan besar secara fisik dan sosial dimana harga diri dihabiskan sama sekali. Salib bagi orang Yahudi merupakan batu sandungan. Salib merupakan penolakan total pada Yesus. Yesus wafat karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci. Maka, jika dilihat:
- Dari sudut pandang sejarah: wafat Yesus adalah pembunuhan
- Dari sudut pandang iman: wafat Yesus adalah karena dosa kita. Yesus sebagai penebus dosa manusia, hutang dosa seluruhnya dihapuskan. Pertimbangkan beberapa pemikiran ini: Allah menjadi manusia, maka Ia setara dengan orang berdosa. Padahal, upah dosa ialah maut. Maka, inkarnasi itu setara dengan solidaritas Yesus seutuhnya dengan manusia: agar kesatuan Yesus dalam kematian dapat mempersatukan kita dalam kehidupan.
Kemudian, Yesus dimakamkan, tiga hari dalam kubur. Angka tiga adalah tanda bahwa Ia benar-benar mati. Ia bangkit pada hari ketiga, sesuai dengan Kitab Suci. Ia kemudian menampakkan diri pada Kefas, 12 Rasul, Maria, 500 saudara, Yakobus . . . . engkau juga.
Ngobrol tentang hari ketiga, ada beberapa peristiwa dalam Kitab Suci pernah menyinggung bahwa pada hari ketiga ini pernah terjadi Ă Abraham mengurbankan Ishak, pembebasan saudara-saudara Yusuf dari kelaparan, penampakan Tuhan di Sinai, Israel masuk Kanaan, Janji Yesaya untuk Hizkia, pembangunan Yerusalem dibawah Esra, kisah Ester, Yunus di perut ikan, Hosea: Ia akan hidupkan kita sesudah dua hari dan pada hari ke tiga Ia akan bangkitkan kita dan kita akan hidup di hadapan-Nya.
Tetapi, apa yang sebetulnya dibela oleh Yesus. Dia menghendaki pembebasan kita dari keadaan dosa. Dosa itu akan memisahkan kita dari Allah. Dosa asal merupakan awal sejarah semua manusia (adam, hawa) yang lahir di dunia. Tidak ada satupun yang terluput darinya. Yang diganggu adalah relasi manusia dengan Allah disebabkan oleh relasiku dengan orang lain.
Maka, sejarah keselamatan dalam kisah penciptaan berubah menjadi sejarah kemalangan. Manusia membutuhkan sejarah keselamatan lagi, yang dimulai oleh Yesus Kristus. Sejarah keselamatan adalah persatuan semua manusia dalam Kristus sebagai kepala. Inilah tawaran Allah bagi manusia. Sejarah kemalangan adalah keadaan dimana manusia makin terpusat pada dirinya sendiri – menjauh dari Yesus.
Dalam kisah penampakan, kita bisa belajar apa?
- Fakta yang dilihat para murid adalah makam kosong, Kristus sudah bangkit mulia. Kisah kebangkitan adalah pengalaman murid yang menyaksikan bahwa Yesus tidak ada lagi di makam-Nya. Melihat pengalaman ini sebagai pengalaman iman berarti bahwa para murid tidak melihat Yesus yang bergaul dengan mereka seperti dulu, tetapi melihat semua pengalaman pergaulan itu dari kacamata kebangkitan. Para murid mencoba mengingat kembali segala yang telah Yesus ajarkan pada mereka dan mereka mencoba menafsirkannya dalam kacamata iman akan Yesus yang bangkit dan akan kehidupan kekal di surga.
- Penampakan adalah pewahyuan dari Allah tentang hidup Kristus yang baru. Kristus yang mati di dunia ternyata hidup di hadapan Allah. Allah menyatakan Kristus hidup. Maka, mengikuti Yesus Kristus yang bangkit berarti mengikuti jejak keselamatan yang telah dijanjikan Yesus kepada kita yang sudah kita rasakan saat ini dan akan kita alami kelak secara penuh di surga.
- Tema pokok penampakan adalah
- Penerimaan Allah terhadap Yesus, bukan tentang bagaimana kebangkitan itu terjadi.
- Kebangkitan adalah keselamatan untuk manusia.
- Yesus yang diutus dan diterima oleh Allah itu benar-benar Mesias, penebus, bukan pendosa.
- Realitas penampakan: inisiatif dari Allah yang menghendaki agar kita semua percaya akan kebangkitan Yesus dan pengenalan kembali para murid.
Setelah Yesus bangkit, pada hari ke-40 Dia naik ke surga dan duduk di sisi kanan Allah. Duduk di sisi kanan Bapa berarti bahwa Yesus hadir dalam kemuliaan abadi. Inilah peninggian Yesus dihadapan Bapa-Nya. Pernyataan Yesus duduk di sisi kanan Bapa terungkap dalam kisah kenaikan ke surga. Ini berarti bahwa Ia akan menyertai sampai akhir zaman (Matius), Ia akan turut meneguhkan dengan tanda-tanda (Markus). Yerusalem, sebagai pusat kekudusan / pewartaan adalah Yesus sendiri (Lukas).
Tetapi, Yesus akan datang kembali dengan mulia. Inilah pengadilan terakhir. Apa yang kita dapat pelajari tentang peristiwa yang belum pernah terjadi ini?
- Tradisi Perjanjian Lama: Kristus akan mengadili Ă Allah akan membela bangsa-Nya dan menghukum musuh. Maka, hukuman akan dijatuhkan kepada setiap orang yang berdosa dan rahmat akan diberikan pada setiap orang yang menjalankan segala perintah-Nya.
- Tradisi Perjanjian Baru: Manusia bertanggungjawab Ă pengadilan menurut sikap yang diambil terhadap Kristus di dunia ini. Bukan lagi Allah yang akan menghakimi melainkan keputusan kita sendirilah yang akan menentukan keberadaan kita kelak. Allah dengan tangan terbuka siap menyambut kita namun kalau kita menolak uluran tangan Allah, maka Allah sendiripun akan menghargai keputusan kita. (baca juga bab yang berbicara tentang hal-hal terakhir)
- Pengadilan tidak sama dengan balas dendam / pemberian jasa melainkan perjumpaan manusia yang sesungguhnya dengah Allah yang tidak dapat ditipu. Sang Maha suci akan bertemu dengan ciptaan-Nya. Kita tidak akan tahan bertemu dengan-Nya kalau masih ada dosa-dosa yang melekat pada diri kita. Itulah sebabnya api penyucian merupakan tempat bagi kita untuk menyucikan diri agar bisa menghadap Allah dengan hati bersih dan pantas.
- Permasalahannya adalah apakah kita akan bertemu dengan Allah ? Dimana?
(Lukisan The Last Judgment – Chapel Sistine)
==
P Alfonsus Widhi, SX