Mengampuni
- Pengampunan adalah ciri khas orang yang kuat
- The first to apologize is the bravest. The first to forgive is the strongest. And the first to forget is the happiest…
- How can I forgive? I need justice. It hurts too much. It’s too difficult.
- Apakah engkau ingin berbahagia sejenak? Balaskanlah dendam-mu! Apakah engkau ingin berbahagia selamanya? Ampunilah!!! (Henri Lacordaire)
Semua orang membutuhkan pengampunan pada saat-saat tertentu, untuk menstabilkan kembali damai di hati dan keindahan hidup bersama
Sharing iman / Melihat ke dalam diri :
- Apakah engkau mengalami kesulitan untuk mencintai? Mengapa?
- Apakah engkau mengalami kesulitan untuk mengampuni? Dilema apa yang dihidupi?
- Dimanakah “pengorbanan” yang harus aku lakukan untuk bisa mengampuni – mencintai?
- Apakah saya tumbuh dengan sebuah keyakinan bahwa “AKU TIDAK PERNAH BERSALAH” (perfeksionisme)? Ketakutan apa yang ada di dalam diriku sehingga aku ingin tampil sempurna?
- MEMAAFKAN? Berapa kali aku difitnah, dilukai, diserang? Berapa lama waktu diperlukan untuk meredakan kemarahan? Apakah aku berani mengampuni?

Kepada siapa aku minta pengampunan?
Relasi antar manusia menjadi tidak mungkin jika tidak ada pengampunan:
1. Kepada anggota keluarga
- Kepada orang tua yang mengecewakanmu, ketika kamu menyadari kelemahan mereka
- Kepada ayah yang cemburu dengan keberhasilan anaknya
- Kepada ibu yang tidak membiarkanmu berkembang
- Kepada ayah / ibu yang sering tidak hadir dalam keluarga
- epada saudara/I kandung yang mengambil tempatmu dalam keluarga
- Kepada saudara/I kandung yang menolak membantumu di saat-saat sulit
- Kepada saudara/I kandung yang menolakmu masuk dalam kelompok teman-temannya
- Kepada orang tua pemabuk yang membuatmu malu
- Kepada istrimu/suamimu yang telah membuatmu malu di depan umum karena tidak bisa menjaga rahasia keluarga
- Kepada istrimu/suamimu yang telah berselingkuh dengan sahabatmu terbaik
- Kepada istrimu/suamimu yang mencoba terus menerus untuk “menguasaimu”
- Kepada mertua yang telah “mencuri” anakmu
- Kepada anakmu yang telah bertingkahlaku memalukan
- Kepada anakmu yang menolak untuk hidup dengan disiplin
- Kepada anakmu yang tidak lagi menghargai nilai-nilai yang telah kamu tanamkan demi masa depannya…dst.
2. Teman dan sahabat
- Kepada teman / sahabat yang telah melukaimu dengan tidak adil
- Kepada teman / sahabat yang telah menjegalmu
- Kepada teman / sahabat yang telah membocorkan rahasia pribadi yang telah kamu ceritakan kepadanya
- Kepada teman / sahabat yang berpura-pura tidak mengenalmu di hadapan orang-orang penting
- Kepada teman / sahabat / kekasih yang melupakan janji-janjinya
- Kepada sahabat / kekasih yang tidak lagi percaya kepadamu
- Kepada rekan kerja yang mempermalukanmu di tempat pekerjaan …dst.
3. Orang asing:
situasi kehidupan membuat kita berelasi dengan orang-orang yang tidak kita kenal pada saat-saat tertentu. Namun perjumpaan ini tidak jarang menyulitkanmu untuk menerima situasi / kenyataan hidup. Mengampuni… juga perlu dimintakan kepada mereka
- Kepada sopir yang ugal-ugalan yang telah menyebabkan kematian anakmu
- Kepada para dokter / tenaga kerja medis yang telah membuat diagnosis keliru, sehingga kamu kehilangan banyak waktu, uang dan kesehatan
- Kepada sopir yang menabrak kamu dan melarikan diri
- Kepda pencuri yang telah membobol rumahmu dst.
4. Institusi: ini agak sulit karena lembaga itu anonim. Engkaupun bisa mengampuni..
- Kepada institusi / lembaga / perusahaan yang tidak pernah berterimakasih kepadamu setelah sekian tahun lamanya kamu bekerja melayaninya
- Kepada lembaga negara yang terlambat memberikan uang pensiun
- Kapada lembaga negara yang mengeluarkan undang-undang atau peraturan tidak adil
- Kepada lembaga publik yang tidak memperjuangkan hak-hak rakyatnya…dst.
5. Musuh di masa lalu
6. Allah
7. Dan yang pertama-tama adalah diri sendiri.
Tanpa pengampunan pada diri sendiri, pengampunan yang kita berikan kepada orang lain itu superfisial saja – di atas permukaan, mengambang, tidak berbobot.
Saya perlu mengampuni diri sendiri karena:
- Saya sering menempatkan diri dalam situasi yang saya tahu itu melukai saya.
- Saya tidak tahu apa yang saya buat dan saya katakan
- Saya mencintai tanpa merenungkan
- Saya diam dan menyendiri ketika diejek orang lain, tanpa berani mengatakan kebenaran
- Saya terlalu membiarkan diri masuk dalam relasi yang negatif
- Saya merasa rapuh dan ingin terus mencintai
- Saya memiliki karakter perfeksionis sehingga tidak menghendaki error sedikitpun
~ Rm Alfonsus Widhi, SX