Th C- H. Mg Paskah 5
Yoh 13:31-33a.34-35

Injil hari ini adalah kelanjutan dari injil di mana–Yesus telah membasuh kaki murid-murid Nya – selama Perjamuan terakhir.
Yesus berada dalam ruangan Perjamuan terakhir. Setelah membasuh kaki murid-murid-Nya
21 Yesus bersaksi: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku.”
25 Murid yang duduk dekat Yesus bertanya: “Tuhan, siapakah itu?”
26 Jawab Yesus: “Dialah itu, yang kepadanya Aku akan memberikan roti, sesudah Aku mencelupkannya.”
Sesudah berkata demikian Yesus mengambil roti, mencelupkannya dan memberikannya kepada Yudas, anak Simon Iskariot
Apakah makna sikap Yesus yang seperti itu terhadap Yudas Iskariot?
Apa yang telah dilakukan Yesus terhadap Yudas Iskaryot adalah sebuah ritus yang dilaksanakan di Israel untuk menyambut seorang tamu besar.
Bila ada seorang tamu yang besar bagi beliau diselenggarakan suatu perjamuan yang istimewa.
Tamu itu diberi tempat di sebelah kanan tuan rumah untuk menunjukkan tanda hormat dan persahabatan.
Lalu tuan rumah mengawali perjamuan dengan mencelupkan seopotong roti dalam saos lalu diberikan kepada tamu itu.
Mengapa Yesus bersikap demikian terhadap Yudas Iskariot?
Sebab Yesus mencintai dia.
Yesus telah memilih dia menjadi anggota komunitas-Nya untuk diutus-Nya.
Yesus mengerti bahwa Yudas sedang menghadapi momen krisis besar.
Dalam komunitas-Nya Yudas telah diberi tugas sebagai ekonom. Tapi administrasinya kurang beres. Penginjil Yohanes sudah mendeskripsi kelakuan Yudas dalam bidang administrasi di bab 12:2-7.
Sekarang Yesus mencari jalan untuk menyatakan kepada Yudas bahwa ia penting bagi Yesus, justru itu Yesus telah memilih dia, Yesus membutuhkan dia. Maka Yesus berusaha semaksimal mungkin untuk merangkul kembali murid-Nya itu dalam kasih -Nya, maka selama perjamuan itu Yesus menjunjung tinggi Yudas dengan memperlakukan dia sebagai tamu besar, tamu agung.
Akan tetapi tanggapan Yudas bagaimana?
Penginjil Yohanes menulis bahwa
Yudas menerima roti itu lalu ia segera pergi.
Tidak dimakannya! – Ia tidak menanggapi Kasih Yesus! –
(Gara-gara tiga puluh keping perak! -)
Dan penginjil mencatat: Pada waktu itu hari sudah malam.
Catatan ini bukan catatan yang kronologis – melainkan adalah sebuah catatan yang teologis – Artinya : “Yudas lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatannya jahat.” (Yoh 3:19) – Yudas membarter Yesus untuk dapat tiga puluh keping perak: …. pergilah
Yudas Iskariot, kepada imam-imam kepala. Ia berkata,’Berapa kamu berikan kepadaku supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?” Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya.(Mat 26:14-16)
Catatan: “Tentang nilai bagi orang laki-laki dari yang berumur dua puluh tahun sampai yang berumur enam puluh tahun, nilai itu harus lima puluh keping perak. Tetapi jikalau itu seorang perempuan, maka nilai itu harus tiga puluh keping perak.” (Im 27,3-4)
[Penginjil Matius telah menulis:bahwa
ketika Yudas melihat, bahwa Yesus telah dijatuhi hukuman mati, menyesallah ia. Lalu ia mengembalikan uang yang 30 perak. kepada imam‐imam kepala dan tua‐tua, dan berkata: “Aku telah berdosa karena menyerahkan darah orang yang tak bersalah.” Tetapi jawab mereka: “Apa urusan kami dengan itu? Itu urusanmu sendiri!” ‐ Yudas dibuang oleh imam‐imam kepala dan tua‐tua setelah mereka mendapat prestasinya! ‐ Lalu ia keluar dan pergi menggantung diri (Mat 27:3‐5).]
*****
Nah, di sinilah kita tersambung dengan perikop injil hari ini di mana Yesus berkata,
“Anak Manusia dipermuliakan dan Allah dipermuliakan di dalam Dia.
Apakah yang dimaksudkan Yesus dengan berkata,” “Anak Manusia dipermuliakan dan Allah dipermuliakan di dalam Dia.
Pertama-tama mari kita mengerti apa yang dimaksudkan dengan sebutan: Anak Manusia.
Anak Manusia..siapa? adalah Yesus sendiri.
Yesus suka pakai gelar Anak Manusia untuk menunjukkan diri-Nya. Yesus ambil gelar ini dari nabi Daniel (Dn 7,13-14) – Bagi nabi Daniel “Anak manusia itu” – adalah seseorang yang memiliki “kemanusiaan” dalam kepenuhannya. – Jadi Yesus dari pada katakan: “Saya” – Ia katakan: “Anak Manusia” – sebab bagi Yesus – orang semakin manusiawi semakin ia ilahi!
Anak Manusia dipermuliakan –
Apakah artinya: “dipermuliakan?
Dari penjelasan tadi di atas ini – sepertinya Yesus gagal menyelamatkan Yudas Iskariot: seluruh kasih-Nya itu – bagi Yudas – percuma sebab tidak ditanggapinya. Yudas pergi. Akan tetapi Yesus tidak berkata bahwa Ia gagal – bahkan Yesus berkata,
- Anak Manusia dipermuliakan ….”
Kita sudah tahu bahwa Anak manusia adalah Yesus. Lalu – apakah artinya bahwa Yesus :
dipermuliakan?
Kata “Kemuliaan” menerjemahkan kata bhs yunani “δοξα” = “doksa.
Dalam Kitab suci “doksa”itu berarti seseorang menyatakan siapa dirinya yang sebenarnya. Yesus menyatakan siapakah diri-Nya yang sebenarnya dalam menganugerahkan kasih-Nya yang total dan tak bersyarat kepada Yudas Iskariot, murid pengkhianat. Itulah Yesus! Itulah kemuliaan Yesus!
… dan Allah dipermuliakan di dalam Dia.
Artinya: Kasih Yesus yang total dan tak bersyarat bagi Yudas bersumber pada Bapa-Nya, maka dalam sikap Yesus itu nampaklah pula siapakah Bapa-Nya.
Yesus dan Bapa-Nya menyatakan siapakah diri -Nya dalam melayani manusia, dalam membahagiakan dan mencintai manusia secara tak bersyarat, satu arah – apa pun tanggapan manusia. – Itulah makna dari pernyataan Yesus,
“Anak Manusia dipermuliakan dan Allah dipermuliakan di dalam Dia.
Kemudian Yesus menyapa murid-murid-Nya dengan berkata,
33 Hai anak-anak-Ku…
Anak-anak-Ku – menerjemahkan kata: τεκνια = teknia – yang dipakai oleh seorang ibu untuk anaknya yang telah dikandungnya….yaitu dengan penuh kasih sayang..
Dengan sapaan itu yang penuh kasih sayang Yesus mengatakan kepada murid-murid-Nya, “Kamu masih kecil, kamu belum mampu mengasihi seperti Aku telah mengasihi kamu. Maka, coba berkembang dalam kasih-Ku itu.” – Nah, ini adalah ringkasan dengan kata sederhana dari pesan Yesus yang telah disampaikan oleh penginjil Yohanes di bawah ini : Kata Yesus kepada murid-murid-Nya,
“Anak-anak-Ku, Aku tidak akan tinggal lama lagi dengan kalian. Kalian akan mencari Aku,Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang,
.. Ke tempat Aku pergi,.. yang dimaksudkan Yesus bukan satu lokasi melainkan satu mutu hidup – yaitu – mencintai manusia seperti Yesus mencintai manusia.
"Perintah baru"
34 Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.Apakah yang dimaksudkan Yesus dengan berbicara tentang sebuah perintah baru yang ia berikan kepada murid-muridNya?
Kata ”baru” dlm bhs yunani – yang dipakai para penginjil untuk menulis injilnya – dapat diungkapkan dengan dua kata yang berbeda:
Kata pertama adalah: ”neos” – yg dlm bhs inggris menjadi– ”new” (new year) – dan berarti: menambah sesuatu yang baru pada sejumlah yang sdh ada, misalnya th 2023 nanti adalah satu tahun baru yang akan ditambah pada jumlah tahun sebelumnya, th 2022.
Akan tetapi, ketika Yesus berkata,” Aku memberikan perintah ”baru” Yesus tidak pakai kata ”neos””new” – dalam arti: Kamu sudah punya semua perintah Musa, sekarang saya menambah pada jumlah perintah Musa itu satu perintah lagi, satu perintah baru, yaitu: Kasihilah seorang akan yang lain.”
Tidak. Yesus tidak pakai kata ”neos” –”new”
Yesus pakai satu kata lain, yaitu: ”KAINOS”.
Dalam bhs yunani KAINOS, memang berarti BARU – tapi dalam arti bahwa karena mutunya, menggantikan semua perintah yang sebelumnya.
Sehingga dengan berkata,” Aku memberikan perintah baru ” KAINOS” (bukan neos-new) Yesus mengatakan: kamu sudah punya semua perintah Musa, baiklah, sekarang saya berikan satu perintah baru, yaitu, ”Supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.”
Perintah yang baru ini – karena mutunya – menggantikan semua perintah sebelumnya, sebab,”Hukum Taurat kita trima melalui Musa. Tetapi kasih dan kesetiaan Allah dinyatakan melalui Yesus Kristus.” (Yoh 1:17).
Perintah baru itu – bukan untuk mencintai Allah atau Yesus – melainkan untuk mencintai manusia.
Dalam perintah baru itu, Yesus tidak mengatakan, ”Hendaklah kalian mengasihi Allah sebagaimana Aku mengasihi Allah.”
Pun pula Yesus tidak mengatakan,”Hendaklah kamu mengasihi Aku, seperti Aku telah mengasihi kamu.” – Melainkan,
”Hendaklah kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.”
Perintah Yesus tidak terarah kepada Allah atau kepada Yesus, melainkan ke manusia. –
Sebab bagi Yesus yang penting bukan Allah dan bukan diri-Nya, melainkan manusia. Sehingga – menurut Yesus
Jika manusia dihormati, maka Bapanyalah merasa dihormati.
Jika manusia dimuliakan, maka Bapanyalah merasa dimuliakan.
Jika manusia dilayani, maka Bapanyalah merasa dilayani.
Dan kalau kasih Allah itu mengalir dalam relasi antar manusia – maka Allah – diberi kesempatan untuk merajai manusia. Artinya: Allah, Bapa Yesus, tidak merajai manusia dengan mengeluarkan perintah, larangan dan ketetapan, melainkan dengan mencurahkan Cinta KasihNya – yaitu Roh Kudus – ke dalam hati manusia. Itulah Kerajaan Allah di bumi ini!
34 Aku memberikan perintah baru kepada kamu,
Supaya kamu saling mengasihi sama seperti Aku telah mengasihi kamu.
…. seperti Aku telah mengasihi kamu… Perhatikan!- Yesus tidak mengatakan …seperti Aku
akan mengasihi kamu dalam sengsara dan penyaliban – melainkan – ….
seperti Aku telah mengasihi kamu…yaitu – dalam pembasuhan kaki murid-murid-Nya. Celemek itu yang telah diikat pada pinggang-Nya – tanda Allah menjadi pelayan manusia – tak akan pernah dilepaskan! (Yoh13:4).
Dan yang sangat mengherankan adalah bahwa dalam perintah baru yang diberikan Yesus “Nama Allah tidak disebut” – Yesus tidak minta agar Allah dicintai! – Akan tetapi Yesus minta agar kita mencintai manusia seperti dicintai oleh Allah.
Yesus tidak mengutamakan Allah, melainkan manusia, sebab jika manusia dilayani dan dimuliakan maka pastilah Allah dilayani dan dimuliakan. Sebaliknya, jika yang diutamakan adalah hormat kepada Allah, maka belum tentu manusia dihormati, sebagaimana dikisahkan Yesus dalam perumpamaan Orang Samaria (Luk 10:31-32). di mana imam itu untuk menjaga kesuciannya ritual, untuk menghormati Allah, ia mengabaikan manusia yang menderita. Yesus mengecam imam itu. Yang berbelaskasih, yaitu yang seperasaan dengan Allah, justru orang Samaria, orang kafir yang tidak mengenal Allah. Bukan imam itu.
Lagi pula, kalau manusia mengimani seorang Allah yang punya musuh, maka manusia itu – merasa wajib membunuh semua manusia musuh Allah!
Akan tetapi
Yesus tidak mengutamakan Allah, melainkan manusia!
*****
Perintah Yesus kepada murid-muridNya – satu atau banyak?
Bagi murid-murid Yesus ada hanya satu perintah, yaitu “Perintah baru” itu. – Namun Yesus suka berbicara juga tentang “Perintah-perintah-Ku” yaitu banyak (Yoh 14:15.21; 15:10). Lalu: apakah perintah Yesus itu satu atau banyak?
Perintah Yesus memang satu saja, yaitu “Perintah yang baru” itu. Namun, – ketika Yesus berbicara tentang “Perintah-perintah-Ku”- yang dimaksudkan – adalah: keseribu satu aneka perwujudan dari perintah yang satu itu seperti mengampuni, berdamai, berdoa bagi orang yang memfitnah kita, berbagi apa yang kita miliki untuk mengurangi penderitaan sesama…
*****
“Hai anak-anak-Ku”.
Hari ini Yesus menyapa kita, murid-murid-Nya, dengan sapaan,”Hai anak-anak-Ku”. Sapaan ini dari satu segi menyatakan bahwa Yesus mencintai kita seperti seorang ibu mencintai anak-anaknya.
Dari segi lain Yesus menyatakan,”Kamu masih kecil, kamu belum mampu mengasihi seperti Aku telah mengasihi kamu. Maka, cobalah berkembang dalam kasih-Ku itu.”
*****
Tanda pengenal murid-murid Yesus
35 Semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, jikalau kamu saling mengasihi.”

P Otello Pancani SX
Misionaris Xaverian
Share this:
- Click to share on Facebook (Opens in new window)
- Click to share on X (Opens in new window)
- Click to share on LinkedIn (Opens in new window)
- Click to share on Pinterest (Opens in new window)
- Click to share on Telegram (Opens in new window)
- Click to share on Threads (Opens in new window)
- Click to share on WhatsApp (Opens in new window)