MENGAKU DOSA
Pernah ngaku dosa?
“Saya bingung mau mengaku dosa. Salah saya apa, yaa.. sepertinya kehidupan saya baik-baik saja…”
“Dosa? Pasti ada. Tapi nggak ada yang terlalu berat sehingga harus di-aku-kan.”
“Pernah..beberapa.. malu sama pastor.. Beberapa tidak saya ungkapkan. Terlalu pribadi. Tapi Saya berdoa sama Tuhan supaya mengampuni dosa saya yang satu itu.”
MENGENALI DOSA
DOSA didefinisikan oleh KGK adalah melawan Tuhan; secara bersamaaan melawan akal budi, kebenaran, dan hati nurani yang benar.
Dosa adalah penyakit rohani, dan Yesus yang diwakili oleh Pastor dalam Sakramen Tobat adalah dokter dari segala dokter. Setiap hari kita melakukan dosa ringan, bahkan sering melakukan dosa berat. Dosa berat dapat membuat kita kehilangan keselamatan kita, dan kalau dosa ringan terus dibiarkan akan berkembang menjadi dosa berat.
Pertanyaan:
- Apa kita mau datang ke pastor mengaku dosa pada saat dosa kita belum berat…
- Atau mau menunggu sampai dosa sudah jadi kebiasaan yang sulit dihilangkan?
- Apakah kita tahu dan sadar, bahwasanya Sakramen tobat ini diinstruksikan Yesus untuk keselamatan kita, sehingga kita dapat mencapai kehidupan kekal?
RUTIN MENGAKU DOSA
Bayangkan saat kita sakit gigi. Sakit gigi tidak datang mendadak, melainkan suatu proses sakit sedikit-sedikit yang tidak kita hiraukan, dan akhirnya tidak tertahankan, dan pada saat ke dokter gigi ditemukan gigi kita sudah keropos dan menembus gusi.
Itu gigi. Dosa?
Dalam kehidupan spiritual kita, kita juga perlu mengadakan “pembersihan rutin”. Pembersihan rutin ini adalah pengakuan dosa secara rutin – yang bukan terbatas pada menjelang napas – natal paskah – terakhir, namu mencoba mengakukan seluruh dosa dalam hidup kita sejauh yang bisa kita ingat. Semacam “general check-up”, yang memungkinkan seorang dokter untuk mengetahui sejarah kesehatan kita, semakin cepat kita mengetahui sakit kita, maka semakin mungkin juga akar penyakit itu bisa disembuhkan.
“Meskipun kita telah mengakukan dosa setiap tahun dan tidak diharuskan untuk membuat pengakuan dosa secara rutin, namun dengan melakukannya, kita akan menimba banyak sekali manfaat yang diperoleh dari penyesalan yang sungguh-sungguh atas segala dosa dan kejahatan yang kita lakukan dalam seluruh hidup kita.” ~ St Ignatius Loyola dalam buku Spiritual Exercise.
Pengakuan Dosa :
- adalah suatu saat dimana kita berhadapan dengan Tuhan yang Mahabaik melaui sabda dan pengalaman pribadi
- adalah suatu saat dimana kita dapat menemukan bahwa kita dicintai Tuhan
- adalah suatu saat dimana kita boleh menyadari bahwa Tuhan menerima kita apa adanya
BERAPA KALI MENGAKU DOSA?
Peraturan Gereja: Setahun sekali
Perbandingan:
- Paus Yohanes Paulus II dan St Bunda Theresa mengaku dosa seminggu sekali.
- Kita – yang kemungkian besar melakukan lebih banyak dosa daripada mereka – mengaku dosa setahun sekali… kalau ingat.
Kadang kita lupa menyampaikan dosa kita, tidak masalah.
Yang penting adalah
- kita mau membangun rasa tobat untuk mengalami kasih Tuhan
- Kita mau untuk memahami sabda Tuhan dalam Kitab Suci dengan cara berkomunikasi dengan orang berdosa
KEBENARAN PENTING
- Tuhan sangat mengasihi kita
- Tuhan sungguh begitu mengasihi kita dan menginginkan agar kita memperoleh kebahagiaan abadi
- Kebahagiaan abadi hanya bisa kita peroleh jika kita hidup menggunakan kebebasan kita menuut kehendakNya
- Dosa memisahkan kita dari Tuhan
- Segala penolakkan untuk berbuat sesuai dengan kehendak Tuhan adalah suatu DOSA, yang tingkatannya tergantung dari
- Perbuatan yang kita lakukan atau kita hilangkan (tunda)
- Derajat kesadaran, maksud dan kebebasan kita
- Segala situasi keterbatasan kita
- Sebagai penolakkan terhadap kasih Tuhan, dosa adalah suatu bentuk suatu ketidak-syukuran, kesombongan dan pemberontakkan terhadapNya
- Ketika berdosa, kita berbalik dari Tuhan – cinta yang seharusnya kita berikan untuk Tuhan malah kita berikan kepada diri sendiri
- Karena kita berbalik dari Tuhan – kita telah merusak diri sendiri
- Akibatnya adalah maut, sehingga kita
- Kehilangan rahmat Tuhan
- Kehilangan tempat di surga
- Pertobatan adalah kunci untuk kembali kepada Tuhan
- Dengan kasihNya, Allah selalu ingin menampuni kita. Ia tak pernah berhenti memanggil kita kembali kepadaNya dan kepada prilaku yang benar
- Untuk menikmati pengampunan Tuhan, kita harus
- Berhenti berbuat dosa
- Menghindari situasi dosa
- Dan kembali pada Tuhan dengan hati bertobat
- Kita harus mencari pengampuan Tuhan melaui pelayanan yang diberikan Gereja sesuai dengan pemikiran Yesus ketia Ia memberikan kepada Rasul-rasulNya kuasa untuk mengampuni dosa-dosa
- Penerimaan pengampunan Tuhan melaui Sakramen Pengakuan Dosa membawa kita pada kebangkitan spiritual: yakni kita bangkit lagi untuk menerima hidup baru dalam kasih. Melaui Sakramen ini, kita didamaikan dengan Allah, Gereja, sesama dan dengan diri sendiri.
PERSIAPAN PENGAKUAN DOSA
Yang terpenting bukan hanya sekedar “pergi mengaku dosa”, tapi bagaimana “mengaku dosa yang baik.”
Yaitu:
- Mendekati Sakramen ini dengan pertobatan yang tulus atas dosa-dosa kita
- Mengakukan dosa dengan segala kerendahan hati – mengaku dosa saja tanpa banyak alasan atau “tapi-tapi” atau “soalnya…”.
- Berkemauan untuk menghindari dosa tersebut di kemudian hari dan hidup sesuai dengan kehendak Tuhan
UNtuk melakukan hal ini, langkah penting adalah pemeriksaan batin, yaitu
- Sadar akan besarnya atau seringnya dosa kita, dalam pikiran, perkataan maupun perbuatan, baik dalam perbuatan salah, maupun gagal berbuat benar.
- Sadar… bahwa karena dosa kita, kita menyakiti hati Tuhan, menyebabkan hal yang buruk bagi sesama
Ada beberapa metode dalam pemeriksaan batin, salah satunya adalah pemeriksaan batin berdasarkan 8 Sabda Bahagia dan nilai-nilai Kristiani juga dapat membuka kesadaran kita bahwa kita sungguh sering tidak melakukan apa yang seharusnya dilakukan sebagai umat Kristen. Gagal melakukan perbuatan baik juga merupakan kegagalan menerapkan hukum kasih, seperti yang kita doakan dalam awal Misa Kudus, “Saya mengaku, kepada Allah Yang Mahakuasa, dan kepada Saudara sekalian, bahwa saya telah berdosa, dengan pikiran dan perkataan, dengan perbuatan dan kelalaian (and in what I have failed to do).”
PEMERIKSAAN BATIN
Pertanyaan Awal:
- Kapan terakhir saya mengaku dosa? Apakah itu pengakuan dosa yang baik?
- Apakah saya berjanji sesuatu kepada Allah pada kesempatan itu? Apakah janji itu saya tepati
- Apakah saya melakukan dosa berat setelah pengakuan dosa yang terakhir?
CONTOH PERTANYAAN PADA DIRI SENDIRI UNTUK MEMERIKSA BATIN
Kasih:
Jika kasih adalah menginginkan yang terbaik untuk pihak yang dikasihi, maka:
- Apakah aku telah menerapkan hukum kasih kepada sesama sebagai perwujudan kasihku kepada Tuhan?
Sukacita:
- Apakah aku juga membawa sukacita kepada sesama, terutama anggota keluarga dan teman-temanku?
Damai sejahtera:
- Apakah aku tidak menyimpan dendam kepada Tuhan, diri sendiri, maupun sesama?
Kesabaran:
- Apakah aku sabar dalam menanggung segala sesuatu, termasuk pada saat mengalami sakit penyakit, kehilangan orang yang kukasihi, permasalahan yang kuhadapi dalam keluarga dan tempat kerja?
Kemurahan
- Apakah aku telah dengan sepantasnya memberi waktu kepada orang tua, anak-anak, suami, istri?
Kebaikan:
- Apakah aku sudah melakukan dan mengusahakan yang terbaik dalam segala sesuatu yang menjadi tugas dan kewajibanku?
Kesetiaan:
- Apakah aku setia dalam panggilan hidupku: sebagai suami, istri, sebagai orang tua, sebagai rohaniwan/ rohaniwati?
Kelemahlembutan
- Apakah aku tetap lemah lembut ketika dituduh maupun dimarahi oleh orang lain?
Penguasaan diri:
- Apakah aku dapat menahan diri untuk tidak membicarakan kesalahan orang lain, dan tidak membuka rahasia orang lain?
Kejujuran:
- Apakah aku bersikap jujur terhadap keuangan yang dipercayakan oleh orang lain kepadaku?
Kemurnian
- Apakah aku mempunyai ketulusan hati dan tidak berprasangka buruk pada orang lain?
Kerendahan hati
- Sudahkah aku menjadi pengelola yang baik atas segala milik yang Tuhan percayakan kepadaku, dan menggunakannya untuk kemuliaan Tuhan?
PELAKSANAAN PENGAKUAN DOSA
Agar Sakramen Tobat sempurna, orang yang berdosa tersebut harus benar-benar tulus mengakui dosanya sendiri; jujur dan mengakui semua dosanya; menerima penetensi, dan berkeinginan untuk tidak berbuat dosa lagi. Orang tersebut harus benar-benar menyesal, dan mengerti bahwa mereka telah meninggalkan Tuhan dan Gereja sebagai Tubuh Kristus Pengakuan tersebut harus jujur, spesifik.
Keinginan untuk tidak berbuat dosa lagi tidak bermaksud, bersumpah tidak melakukan dosa lagi, tetapi berkeinginan untuk tidak berbuat dosa lagi dan mengambil langkah yang tepat untuk menghindari dosa tersebut.
TATA CARA
- Buatlah tanda salib dan berkata: “Berkatilah saya, Pastor, sebab saya telah berdosa.”
- Biarkan Pastor memberkati kita dan apapun yang dikatakan pastor dengarkan dengan hati terbuka, lalu katakan:
- Pengakuan dosa saya yang terakhir adalah…. waktu yang lalu.
- Sejak itu aku melakukan dosa sebagai berikut…..
- Sebutkan dengan jujur dan rendah hati segala dosa kita mulai dari yang terberat dan yang paling memalukan.
- Jika dengan sengaja menyembunyikan dosa (apalagi dosa berat), kita tidak akan menerima pengampunan, melainkan menambah dosa, yakni dosa ketidakjujuran
- Jika gugup, atau tak begitu jelas akan dosa tertentu, kita bisa minta bantuan Pastor
- Setelah selesai menyebutkan dosa-dosa, katakanlah:
Untuk semua dosa-dosa saya ini terutama dosa melawan…….saya mohon pengampunan dan penitensi dari Pastor.
misal: melawan kasih, kejujuran, kemurnian, dll)
- Pastor akan memberi beberapa saran dan akan memberikan penitensi yang harus dipenuhi setelah sakaramen pengakuan.
- Ucapkanlah doa tobat
Tuhanku, aku menyesal atas dosa-dosaku.
Aku sungguh patut Engkau hukum, terutama karena aku tidak setia kepada Engkau yang maha pengasih dan maha baik bagiku.
Aku benci akan segala dosaku, dan berjanji dengan pertolongan rahmatMu hendak memperbaiki hidupku dan tidak berbuat dosa lagi.
Allah yang maha rahim, ampunilah aku, orang berdosa.
Amin
- Setelah mengucapkan doa tobat, terimalah absolusi dengan rendah hati dan penuh syukur. Ikutilah doa Pastor, yang diakhiri dengan kata penutup
“Amin!”
SETELAH PENGAKUAN DOSA
Diluar kamar pengakuan / dalam gereja
- Kita mendoakan doa-doa yang diberikan olah Pastor sebagai denda dosa (penitensi).
- Kita mengucap syukur kepada Tuhan yang telah mengampuni dosa-dosa kita.
- Lalu memohon bantuan Roh Kudus untuk dapat memperbaiki hidup kita dan tidak melakukan kesalahan / dosa lagi.
Di dalam kehidupan selanjutnya:
- terjadi perubahan yang baik dalam cara menjalani kehidupan, bukan hanya perasaan diampuni.
- secara tulus bertobat dan semakin mengasihi Tuhan dan sesama dengan pertolongan Roh Kudus, sehingga dosa tersebut dapat sembuh dan mereka bebas dari kuasa setan
- usaha perbaikan untuk dosa-dosa kecil, misal merubah kebiasaan yang buruk.
”Akan ada sukacita di surga karena satu orang berdosa yang bertobat” (Lukas 15:7a)
Dimuat di Warta Paroki edisi Februari 2018