Apakah percaya itu? Percaya berarti mengiyakan sesuatu berdasarkan keyakinan pribadi. Namun, dalam relasi dengan Allah, dibutuhkan sesuatu yang lebih untuk percaya, yaitu beriman. Apakah iman itu?
Iman adalah pertama-tama mengiyakan apa yang dikatakan Allah atau mengatakan YA pada sesuatu yang belum pernah dilihat. Pernyataan ini diberikan dengan pasti karena jaminan satu-satunya adalah Yesus Kristus sendiri. Manakah diantara pernyataan ini yang membutuhkan iman kita untuk percaya?
- Matahari terbit di timur. (Kita tidak perlu mempercayai ini dengan iman penuh karena ini sudah fakta yang jelas dengan bukti yang jelas pula)
- Setiap orang yang terlahir akan meninggal. (Kita tidak perlu mempercayai ini dengan iman penuh karena ini sudah fakta yang jelas dengan bukti yang jelas pula)
- Setelah orang meninggal, kita akan dibangkitkan. (Pernyataan ini membutuhkan iman dan kepercayaan kepada Allah karena kita tidak bisa membuktikannya sekarang. Hanya pengalaman kita nantilah yang membuktikannya)
- Tuhan hadir dan ada di mana-mana. (Seperti diatas jawabnya)
Beato Guido Conforti mengajarkan hal seperti ini bagi kiga: sikap orang beriman adalah melihat, mencari dan mencintai Allah dalam segala hal (Conforti). Allah menjadi sumber segala aktivitas dan kehidupan kita.
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Sebab oleh imanlah telah diberikan kesaksian kepada nenek moyang kita. Karena iman, kita mengerti bahwa alam semesta telah dijadikan oleh Firman Allah sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat. Tetapi tanpa iman, tidak mungkin Orang berkenan kepada Allah, sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada dan Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia. Karena iman, Abraham taat ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya. Lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui. Karena iman, ia diam di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing. Dan di situ, ia tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub yang turut menjadi ahli waris janji yang satu itu. Sebab ia menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar yang direncanakan dan dibangun oleh Allah.
Namun, iman itu memerlukan aktualisasinya dalam hidup sehari-hari. Kita diselamatkan tidak hanya oleh pengakuan iman kita kepada Allah di dalam batin saja melainkan juga musti ditunjukkan dengan perbuatan hidup sehari-hari. Ingatlah akan hal ini: roh tanpa tubuh adalah hantu sedangkan tubuh tanpa roh adalah mayat. Maka, marilah kita sejenak menggali motivasi dan mengenali panggilan hidup kita:
- Apa yang menjadi latar belakang pilihan hidupku untuk menjadi seorang katolik?
- Apakah yang menjadi tujuan hidupku?
- Resiko apakah yang (mungkin) musti diambil?
Pasti ada banyak pilihan dan tujuan hidup yang hendak kita ambil. Dalam peristiwa natal kita merayakan bahwa Yesus Kristus menjelma menjadi manusia, berinkarnasi dalam kedagingan seperti kita juga. Artinya, Dia mengalami apa yang kita rasakan sekarang ini. Dia bisa lapar, haus, marah, kalau malam butuh tidur dst termasuk juga sering mengalami kebingungan dan keseimbangan harus memilih yang mana diantara beberapa pilihan yang ada. Sebagai calon pengikut Yesus, mari kita belajar bagaimana Yesus pun juga disibukkan oleh berbagai pertanyaan dan pilihan di masa hidup-Nya. Silahkan dibaca teks ini dan tunjukkanlah pilihan apa saja yang dihadapi Yesus dan pilihan mana saja yang akhirnya Dia pilih untuk dijalaninya.
- Percobaan di padang gurun: Mt 4: 1-11
- Getsemani: Mt 26: 36-46 dan Luk 22: 39-46
- Di kayu salib: Mt 27: 40, Mk 15: 29-30 dan Luk 23: 33-49
Pertanyaan refleksi:
Apakah yang menjadi dasar dan kunci pokok untuk mengambil keputusan?
Mari kita belajar juga dari tokoh-tokoh yang terdapat dalam Kitab Perjanjian Lama. Beberapa kisah panggilan di dalam Kitab Suci Perjanjian Lama:
1.1 Panggilan Abraham: Kej 12 – 25
- Berangkat dari Ur-Kasdim, kelahiran Ishak.
- Bagaimanakah perasaan/reaksi Abraham ketika menerima panggilan Tuhan (Kej 12) dan menerima tugas untuk mengorbankan anak satu-satunya itu?
1.2 Panggilan Musa: Kel 2: 23 – 3:17
- Dialog Allah dengan Musa: hanya mengandalkan berkat dan kekuatan Allah saja.
- Bagaimana reaksi musa ketika menerima tugas dari Tuhan? Apakah Musa meragukan penyertaan dan kekuatan Tuhan?
1.3 Panggilan Ayub: seluruh Kitab Ayub
- Melihat Allah di dalam penderitaan
- Apakah dalam kemalangan, kesusahan dan penderitaan, Tuhan hadir dan memberikan berkat kepada kita? Dalam setiap penderitaan yang kita alami, apakah kita melihat maksud dan rencana Tuhan supaya kita berubah?
1.4 Panggilan Yunus: seluruh Kitab Yunus
- Apakah ukuran kasih dan kesetiaan Allah pada manusia?
- Mengapa Yunus lari? Mengapa Yunus enggan untuk menjalankan perintah Tuhan? Mengapa Yunus pula yang minta diceburkan ke laut? Apakah itu suatu tanda pertobatan dari dia?
Sebagai bahan refleksi secara keseluruhan yang menutup pertemuan kita pertama pada hari ini, silahkan direfleksikan pertanyaan-pertanyaan ini. Kita bisa menjawab, merefleksikan atau merenungkan pertanyaan-pertanyaan ini ketika kita sedang jalan, berdoa sejenak sebelum tidur malam atau ketika sedang menunggu bus/metromini dst. Di saat-saat senggang, pakailah.
Review
- Motif utama apakah dalam hidupku yang memberiku arah dan tujuan?
- Pengalaman apa yang biasa membuat aku sedih?
- Pengalaman apa yang biasa membuat aku bahagia dan senang?
- Prestasi manakah dalam hidupku yang paling mengecewakan?
- Prestasi manakah dalam hidupku yang paling membanggakan?
- 5 tahun lagi, aku akan menjadi (kira-kira) seperti apa?
- Pandangan atau ungkapan dari orang lain yang bagaimanakah yang akan mereka utarakan nanti pada saat aku meninggal?
- Apakah pada hari ini aku sudah hidup pantas sebagai pengikut Yesus Kristus?
================================================================================
Daftar Isi Bahan pelajaran katekumenat – By Alfonsus Widhi, SX