Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hambaNya.
Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan namaNya adalah kudus.”
♥♥♥
Sebenarnya dalam masyarakat Yahudi tradisionil, nyanyian pujian merupakan bagian penting dalam hidup keagamaan yang disampaikan dari mulut seorang imam – hamba Yahwe. Tetapi pujian ini keluar dari mulut seorang miskin dan diucapkan justru di rumah Zakaria, seorang imam.
Yang menjadikan nyanyian Pujian Maria ini lain dari yang lain adalah isi pujian yang mengandung tiga inti revolusi iman:
- Revolusi Moral
- Revolusi Sosial
- Revolusi Ekonomi.
Pertama, yang disebut Revolusi Moral: “Ia mencerai-beraikan orang yang congkak hatinya.” Kekristenan harus mematikan kecongkakan atau kesombongan hati orang. Maka kehadiran Yesus sebenarnya menunjukkan bahwa manusia perlu menghargai kehidupannya.
Kedua, yang disebut Revolusi Sosial: “Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dan meninggikan orang-orang yang rendah hati.” Kekristenan harus meniadakan perbedaan kelas yang mengarah pada diskriminasi sosial, karena praktek ini akan menempatkan martabat manusia pada titik yang paling rendah.
Ketiga, Revolusi Ekonomi: “Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa.” Kekristenan harus menjauhkan diri dari ketamakan, di mana setiap orang dengan cara apa pun berlomba-lomba untuk memperoleh sebanyak-banyaknya demi kepentingan diri.
Nyanyian pujian Maria keluar dari ketulusan hati dan keyakinan imannya akan penyertaan Tuhan. Revolusi atas komitmen hidup justru bisa terjadi dalam dirinya karena keyakinan dasarnya itu. Kita ingin merayakan Natal dengan berpusat pada Yesus, tetapi kehadiran Yesus juga karena kesediaan Maria: seorang gadis desa yang tulus dan jujur dalam memandang rencana dan kehendak Allah.
Maka pesan akhir di Masa Adven ini yakni, tanpa ketulusan dan kejujuran hati untuk sebuah penantian, Natal yang akan kita rayakan tidak akan terlalu banyak manfaatnya.
Semoga dari hati kita keluar juga pujian ini:
“Kemuliaan bagi Allah di tempat Yang Maha Tinggi”
♥♥♥
Aplikasi, Janji Allah, dan komitmen kita
Aplikasi:
Seorang yang rendah hati akan dipakai Tuhan untuk melakukan perbuatan-perbuatan besar. Dan sebaliknya, Tuhan akan runtuhkan orang-orang congkak sekalipun mereka adalah orang kaya dan pembesar-pembesar.
Janji Tuhan:
Janji Tuhan adalah pasti.
Komitmen:
Tidak pamer atas apa yang telah saya lakukan.
Aplikasi:
Mengapa Maria memuji Tuhan? Oleh karena ia melihat dan merasakan bahwa apa yang Tuhan katakan terjadi dan bagaimana Tuhan sudah memberkatinya. Saya pun harus memuji Tuhan senantiasa karena atas segala berkat yang telah Dia berikan & atas janji-janjiNya yang pasti.
Janji Tuhan:
Tuhan mengetahui kebutuhan saya.
Komitmen:
Belajar untuk selalu memuji Tuhan dan bersyukur kepadaNya senantiasa.
Aplikasi:
Maria adalah orang yang berbahagia oleh karena Allah melakukan hal yang besar bagi dirinya yang rendah. Allah juga telah melakukan hal besar kepada saya. Apakah saya sudah bersyukur dan memuliakan Dia?
Janji Tuhan:
Allah mengenal saya dengan baik.
Komitmen:
Selalu bersyukur dan memuliakanNya melalui perbuatan sehari-hari.
Aplikasi:
Lalu kata Maria ” Jiwaku memuliakan Tuhan,”
Janji Tuhan:
Allah telah menepati janjiNya menjadi Juruselamat manusia.
Komitmen:
Saya mau membiasakan sikap bersyukur dan memuji Allah seperti Maria, karena Ia juga telah melakukan begitu banyak hal, khususnya menjadi Juruselamat pribadi saya.
Aplikasi:
Maria adalah orang yang takut akan Allah, rendah hati dan suka baca kitab suci khususnya janji Allah kepada Abraham. (Ayat 55).
Janji Tuhan:
RahmatNya turun temurun atas orang yang takut akan Dia. (Ayat 50).
Komitmen:
Belajar untuk takut akan Tuhan, hidup lebih suci dan mencintai FirmanNya
♥♥♥
Rekonsiliasi: Tidak jarang kita ragu akan kuasa Allah. Padahal, kita telah mengalami karya penyelamatan-Nya. Mengapa? Apa mau kita sekarang?
============