Search

PUASA BISA MENAMBAH IMAN

Loading

Tradisi puasa bukan hanya milik Gereja Katolik. Umat Muslim pun mempunyai tradisi ini. Kita di Indonesia sama-sama menghidupi tradisi ini. Tapi, puasa bagi kita yang Katolik dan teman kita yang Muslim pastilah sangat berbeda.

P. Gordianus Afri SX – Misionaris Xaverian

Kita mendengar istilah puasa selama sebulan bagi umat Muslim. Sedangkan kita di Katolik, lebih dari 30, alias 40 hari. Dan bagi kita umat Katolik, puasa selalu dibarengi dengan pantang. Entah konsep pantang juga ada dalam Muslim, tapi yang jelas, tidak sering terdengar. Maka, jika umat Muslim menekankan hanya puasa, umat Katolik menekankan tidak hanya puasa tapi juga pantang. Puasa dalam Gereja Katolik berarti makan kenyang hanya sekali dalam sehari. Sedangkan pantang berarti memilih baik makanan (ikan, daging, atau garam) maupun kegiatan tertentu (merokok, jajan, menonton) untuk ditanggalkan

Gereja Katolik juga mengatur, siapa sajakah dan kapan harus berpantang dan berpuasa. Yang berpantang adalah mereka yang genap berumur 14 tahun. Dan yang berpuasa adalah mereka yang dewasa (18 tahun) sampai berusia awal 60-an tahun. Mereka ini terikat untuk melakukan pantang dan puasa, (KHK 1252).

Pantang dan puasa wajib dilaksanakan pada Rabu Abu dan Jumat Agung untuk memperingati Sengsara dan Wafat Tuhan Kita Yesus Kristus. Untuk berpantang makanan, bisa dibuat setiap hari Jumat sepanjang tahun, kecuali jika hari Jumat itu jatuh pada hari raya, (KHK 1251).

Dalam Islam, ada istilah mokel atau pembatalan puasa. Ini adalah istilah gaul. Dalam Gereja Katolik, tidak ada istilah mokel karena penekanan puasa berbeda dengan dalam islam. Puasa dalam Katolik merupakan tanda pertobatan, tanda penyangkalan diri, dan sedikit tanda persatuan pengorbanan diri kita dengan pengorbanan Yesus.

Menurut Pastor Yohanes Benny Suwito dalam rubrik Konsultasi Iman, majalah HIDUP No. 14 2019, 7 April 2019, “Puasa dalam Gereja Katolik tidak berkaitan dengan batal atau tidak batalnya’ tindakan berpuasa.” Mengutip KGK 1434, Pastor Yohanes mengatakan bahwa puasa dalam Tradisi Gereja sebenarnya bukan soal tidak makan atau tidak minum, tetapi puasa adalah bentuk perwujudan pertobatan seorang Kristiani.

Karena menjadi tanda pertobatan dan penyangkalan diri, puasa dalam Tradisi Gereja Katolik bisa menjadi sarana untuk meningkatkan imannya kepada Tuhan. Harapannya, makin sering berpantang dan berpuasa, makin sering kita bertobat. Makin sering kita bertobat, makin sering kita merasakan kehadiran Tuhan dalam hidup kita. Makin sering kita merasakan kehadiran Tuhan, kita makin dekat dengan Tuhan. Dalam hal inilah, iman kita ditambahkan.

Penekanan puasa pada penyangkalan diri ini memang lebih menitikberatkan pada usaha pribadi. Tapi, Gereja Katolik sengaja membuat puasa ini dalam masa khusus seperti masa Prapaskah agar semua umat Katolik melakukan gerakan bersama. Maka, dalam hal gerakan bersama inilah, puasa Katolik membawa imbas bagi orang lain di sekitar kita

Kasih Kristus Mendorong Kita
5/5
Tinggalkan Komentar
Blank Form (#4)

Terbaru

LIVE STREAMING
DUKUNGAN UNTUK PENGELOLAAN SITUS PAROKI
SCAN ME

2025 April

  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event