Search

SERBA SERBI TENTANG CREDO II : Allah Bapa yang maha Kuasa pencipta Langit dan Bumi

Loading

Mengapa umat Katolik menyebut Allah sebagai Bapa? Untuk menjawab pertanyaan ini pertama-tama kita akan mencermati apa yang diajarkan Yesus. Yesus sendiri menyebut Allah sebagai Bapa. Yesus juga mengajarkan kita untuk untuk berdoa kepada Bapa di Surga. Inilah yang menjadi dasar mengapa kita menyebut Allah sebagai Bapa. Dengan menyebut Allah sebagai Bapa, kita mempertegas dua karakter Allah : 1. Allah Transenden dan 2. Allah Imanen. Transenden berarti Allah adalah sosok yang maha agung, mahakuasa, dan tidak terselami karena melampaui kemanusiaan kita. Sedangkan Imanen berarti Allah sungguh dekat dengan perjuangan dan suka duka hidup manusia. Allah kita percayai sebagai sosok yang tunggal di dalam hidup kita sehingga kita memiliki kemungkinan menjalin relasi secara pribadi dengan-Nya.

Kemudian dalam doa Aku Percaya kita juga mengimani Allah yang adalah pencipta langit dan Bumi. Banyak kutipan dalam Kitab Suci mempertegas sebutan Allah sebagai Bapa, mahakuasa, dan pencipta langit dan Bumi. Pada Zaman itu masyarakat Yahudi menganut paham patrilinial (garis keturunan ayah). Peranan Bapa terkait erat dengan konsep kemahakuasaan. Kemahakuasaan Bapa juga terkait secara langsung dengan iman bahwa Dialah Pencipta Alam Semesta dan segala isinya.

Iman akan Allah adalah pencipta langit dan bumi mengandung makna bahwa penciptaan itu adalah dasar dari semua rencana penyelamatan Allah. Tindakan penciptaan itu menunjukkan kekuasaan dan cinta bijaksana Allah, merupakan langkah pertama menuju kepada perjanjian antara Allah dengan umat-Nya. Penciptaan merupakan permulaan sejarah keselamatan yang memuncak dalam diri Kristus, dan jawaban pertama terhadap pertanyaan dasar kita mengenai asal dan tujuan akhir.

Bapa Putera dan Roh Kudus adalah prinsip penciptaan yang satu dan tak terpisahkan walaupun karya penciptaan dunia secara khusus dikenakan kepada Allah Bapa. Dari kehendak bebas-Nya Allah menciptakan alam semesta dalam kebijaksanaa dan cinta. Dunia diciptakan bukan karena kebutuhan dan takdir buta atau kebetulan. Allah menciptakan dunia dari ketiadaan sebuah dunia yang teratur dan baik. Dunia diciptakan bagi kemuliaan Allah yang ingin menunjukkan dan mengkomunikasikan kebaikan, kebenaran dan keindahan-Nya. Tujuan akhir penciptaan, Allah menjadi “semua di dalam semua” dalam diri Kristus untuk kemulianNya dan kebahagiaan Kita.

Kasih Kristus Mendorong Kita
5/5
Tinggalkan Komentar
Blank Form (#4)

Terbaru

LIVE STREAMING
DUKUNGAN UNTUK PENGELOLAAN SITUS PAROKI
SCAN ME

2025 March

  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event
  • No event